Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengemukakan mulai tahun depan kelulusan sarjana akan diperketat, guna menjaga standar mutu kelulusan yang lebih bersaing sesuai kebutuhan dunia usaha. "Kita ingin menghilangkan kondisi dimana banyak universitas yang mudah lulusnya, hingga tidak ada lagi semangat belajar dari para mahasiswanya," katanya, usai menghadiri Musyawarah Nasional Ikatan Alumni Universitas Sriwijaya (Unsri), di Palembang, Senin. Dikatakannya kualitas hidup seseorang akan lebih baik jika yang bersangkutan rajin belajar. "Tetapi, banyak universitas yang memiliki perpustakaan bagus, tetapi mudah meluluskan, sehingga mahasiswanya kurang belajar dan kualitasnya turun," ujar Jusuf Kalla. Jika semua universitas mudah meluluskan mahasiswanya, maka mutu bangsa ini akan rusak. Karena itu, ke depan kelulusan sarjana akan diperketat melalui `cross examination.` "Ujian kelulusan di UI akan dilihat oleh ITB, selanjutnya ujian kelulusan di ITB diuji lagi di UGM dan seterusnya. Sehingga, kita memiliki standar nasional yang baik dan baku," tutur Wapres. Konsep itu, menurut dia, telah banyak diterapkan di beberapa negara dan wajar jika diterapkan di Indonesia untuk menciptakan lulusan-lulusan yang dapat bersaing di masa depan. "Kita percaya, universitas sudah memiliki standar yang bagus. Tetapi tidak ada salahnya kita melakukan semacam 'check and balance' dengan mengundang penguji tambahan dari universitas lain, sehingga kompetensi sarjana itu bisa terjaga di masa datang," ujarnya. Sementara itu, Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Bambang Soedibyo mengemukakan pihaknya kini tengah merancang mekanisme pelaksanaannya. "Kita masih lihat, rancang dan formulasikan mekanismenya," katanya. Selama ini, lanjut dia, sudah ada mekanisme koordinasi dalam bentuk penugasan dari satu perguruan tinggi ke perguruan tinggi lain, belum pada tahap pengujian. Tentang perubahan kurikulum terkait hal itu, Bambang mengatakan tidak perlu. (*)
Copyright © ANTARA 2007