"Konsistensi penguatan harga komoditas menjaga pergerakan rupiah terhadap dolar AS," kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Selasa.
Terpantau harga minyak jenis WTI Crude menguat 0,43 persen menjadi 46,28 dolar AS per barel, dan Brent Crude naik 0,41 persen menjadi 48,49 dolar AS per barel.
Kendati demikian, lanjut dia, pelaku pasar tetap waspada mengenai fluktuasi harga minyak itu mengingat konflik di Timur Tengah masih membuat ketidakpastian terhadap strategi pemangkasan produksi oleh anggota Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC).
"Situasi itu masih menjadi salah satu faktttor penahan harga minyak mentah lebih tinggi," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, ekspektasi kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS (Fed Fund Rate/FFR) dalam Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 13-14 Juni ini juga cukup masih tinggi.
"Walaupun data ekonomi AS belum begitu solid, Ketua The Fed Janet Yellen belum menunjukkan pandangan yang pesimis," katanya.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan bahwa jelang pertemuan The Fed, laju rupiah cenderung bergerak dalam kisaran terbatas. Pelaku pasar cenderung selektif dan berhati-hati dalam bertransaksi.
"Rupiah diharapkan tetap berada dalam area positif meski perlu diantisipasi pergerakannya menjelang pertemuan The Fed," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017