Jakarta (ANTARA News) - Ratusan rumah di Muara Angke, Pluit, Jakarta Utara, masih terendam air laut setinggi sekira 60 centimeter setelah pada Jumat (18/5) air pasang menerjang pemukiman mereka. Pantauan ANTARA, di Jakarta, Senin, genangan air merendam seluruh rumah yang berada di tiga RW setempat, yakni, RW 01, RW 11 dan RW 04. Sedangkan sejumlah warga masih mengungsi di Masjid Taufik Mubarok dan Masjid Nurul Bahri, karena belum berani pulang ke rumah sambil menunggu genangan air itu benar-benar surut. Genangan air itu telah berlangsung sejak Jumat (18/5) dan paling parah terjadi pada Sabtu (19/5) dengan ketinggian mencapai sepinggang orang dewasa. Saat ini, genangan air perlahan-lahan mulai surut hingga setinggi selutut orang dewasa saja. "Genangan air dari laut itu mulai terjadi pada Jumat malam yang terus berlanjut pada Sabtu, hingga seluruh rumah di Muara Angke terendam air," kata Ketua RT 08 RW 01, Syaiful (49). Puncaknya terjadi pada Sabtu (19/5), kata dia, hingga genangan air menutupi jalan yang menuju ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Muara Angke, saat ini genangan air yang ada sudah tidak separah dua hari sebelumnya. Ia menyebutkan genangan air di wilayahnya itu, merupakan pertama kalinya karena selama ini tidak pernah ada banjir meski di wilayah Jakarta dan sekitarnya mengalami banjir besar pada 2002. "Meski daerah lain banjir, wilayah kita tidak pernah terkena banjir, namun baru kali ini Muara Angke terendam air laut," ujarnya. Hal senada dikatakan oleh warga RT 08 RW 01, Robi (37), yang menyatakan, kejadian genangan air baru pertama kalinya, meski daerah Muara Angke terbilang rendah. "Saya tidak habis pikir adanya banjir kali ini, sampai-sampai saya bolos kerja karena harus mengamankan barang-barang," katanya. Keduanya juga menyesalkan sampai sekarang pihak pemerintah daerah (pemda) setempat masih terbatas dalam memberikan bantuan, hanya Palang Merah Indonesia (PMI) yang telah membantu dengan mendirikan dapur umum. "Sampai sekarang baru PMI saja yang telah membangun dapur umum untuk warga," katanya.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007