Berdasarkan pantauan, Senin, puluhan ton nangka sirsak dipasok dari Lebak ke sejumlah pasar di Provinsi Banten dan DKI Jakarta.
Para petani mengangkut sirsak dengan menggunakan mobil pick up bak terbuka dikirim ke luar daerah.
Kualitas nangka sirsak Kabupaten Lebak banyak diminati pasar karena rasanya manis juga asam.
Kebanyakan nangka sirsak itu digunakan untuk bahan makanan campuran, seperti dodol, es jus dan lainnya.
Karena itu, petani Kabupaten Lebak terus mengembangkan budidaya tanaman sirsak karena permintaan pasar cenderung meningkat.
"Kami setiap bulan bisa menghasilkan pendapatan ekonomi melalui penjualan sirsak Rp5 juta dengan berat lima ton dan harga Rp5.000/Kg," kata Amin (50) seorang petani Kecamatan Cimarga Kabupaten Lebak.
Menurut dia, pendapatan hasil budidaya nangka sirsak itu tentu sangat membantu pendapatan ekonomi keluarga.
Ia mengembangkan tanaman sirsak di lahan persawahan seluas tiga petak sehingga pertumbuhannya cukup bagus.
Meskipun umumnya petani di sini mengembangkan pertanian sirsak di lahan darat.
Prosfek pertanian sirsak itu sangat menguntungkan karena permintaan pasar cenderung meningkat.
"Kami sudah 20 tahun menanam budidaya tanaman sirsak karena permintaan pasar cukup tinggi itu," katanya.
Begitu juga Sarman (55) seorang petani Cibadak Kabupaten Lebak mengaku selama Bulan Ramadhan permintaan sirsak meningkat sehingga menguntungkan pendapatan ekonomi petani.
Saat ini, dirinya menjual lima kuintal sirsak dan dipasok ke Pasar Rangkasbitung dengan pendapatan Rp500 ribu.
"Kami menjual sirsak itu Rp5.000/Kg dan bisa membeli kebutuhan pangan," katanya.
Ketua Kelompok Tani Desa Sangkanwangi, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak Hendi Suhendi mengatakan petani di sini mengembangkan budidaya tanaman sirsak karena permintaan pasar cukup tinggi.
Saat ini, produksi sirsak di Kabupaten Lebak relatif terbatas dan belum memenuhi permintaan pasar.
Padahal, tempo dulu buah sirsak merupakan komoditas unggulan Lebak.
"Kita dulu setiap hari mampu memasok sirsak ke Jakarta mencapai puluhan ton per hari, namun kini relatif berkurang," katanya.
Pewarta: Mansyur
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017