Semua itu harus disesuaikan dengan kondisi infrastruktur maupun fasilitas sekolah yang ada di daerah,"
Sampit (ANTARA News) - Ketua Komisi III DPRD Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah Rimbun menilai pemerintah daerah setempat belum siap menerapkan kebijakan"full day school" atau sekolah sehari penuh.
"Selain belum siap, kebijakan pemerintah pusat tersebut tidak cocok diterapkan di Kotawaringin Timur untuk saat ini," katanya kepada wartawan di Sampit, Senin.
Rimbun mengungkapkan, sekolah-sekolah yang ada di Kotawaringin Timur belum siap untuk menerapkan system full day school dikarenakan minimnya fasilitas sekolah setempat.
Selain masih minimnya fasilitas pendidikan, kendala lain yang tidak memungkin full day school di laksanakan adalah masih minimnya jumlah guru di Kotawaringin Timur.
Menurut Rimbun, sistem tersebut hanya cocok diterapkan di sekolah-sekolah yang ada di wilayah kota-kota besar saja seperti di Jakarta.
"Semua itu harus disesuaikan dengan kondisi infrastruktur maupun fasilitas sekolah yang ada di daerah," katanya
Sebab untuk menjalankannya, maka harus mengkaji dulu sarana dan prasarana pendukung, utamanya ketersediaan gedung-gedung pendukung seperti Musholah, tempat ganti baju, Sumber Daya Manusia (SDM), kamar kecil dan lain sebagainya.
Sementara di Kotawaringin Timur masih ada satu ruangan dipergunakan bergantian karena kurangnya ruang kelas, kondisi itu yang membuat fuul day scholl tidak layak dilaksanakan di daerah itu.
"Program pendidikan full day school bisa mempengaruhi psikologi peserta didik karena harus seharian berada di sekolah," ucapnya.
Rimbun meminta pemerintah pusat meninjau kembali rencana penerapan full day school karena tidak semua daerah mampu melaksanakannya.
"Seharusnya setiap membuat kebijakan pemerintah pusat melihat dulu kondisi yang ada di daerah sehingga program tersebut tidak bertentangan dengan yang ada di daerah," demikian Rimbun.
Pewarta: Untung Setiawan
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017