Jakarta (ANTARA News) - Kongres Diaspora Indonesia ke-4 akan diselenggarakan di Kasablanka Hall, Jakarta, pada 1-4 Juli 2017 dengan mengusung tema "Bersinergi Bangun Negeri".
"Kongres diaspora terbesar sejak pertama kali diadakan di Los Angeles pada 2012 ini akan menghadirkan tokoh-tokoh diaspora yang ikonik sekaligus menjadi festival of ideas yang dinamis dan menarik untuk diikuti sepanjang hari," ujar Ketua Board of Trustees Indonesian Diaspora Network Global (IDNG) Dino Patti Djalal dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.
Penyelenggaraan Kongres Diaspora Indonesia oleh IDNG yang telah memiliki perwakilan di 65 kota di berbagai negara, dilatarbelakangi fakta bahwa Indonesia memiliki jumlah diaspora yang termasuk 10 besar di dunia dengan 6-8 juta yang berstatus WNI dan sekitar 10-15 juta orang keturunan Indonesia di berbagai belahan dunia.
Dari jutaan diaspora tersebut, hanya sekitar dua juta orang yang merupakan TKI yang memberikan kontribusi nyata ke Tanah Air sekitar 10 miliar dolar AS per tahun.
Sementara sisanya merupakan profesional, seniman, dan pelajar yang kontribusinya untuk Indonesia belum bisa dihitung secara jelas, padahal mereka memiliki bakat dan keahlian yang telah terbukti di kancah internasional.
"Tantangan dalam upaya untuk mendorong diaspora adalah karakteristik mereka yang umumnya middle class dan pemalu. Diaspora Indonesia perlu didorong karena mereka cenderung low profile dan tidak suka membesarkan diri," ujar Dino.
Kongres akan dibuka dengan Konvensi Diaspora Indonesia pada 1 Juli, yang terdiri dari 12 sesi berbeda untuk membahas berbagai isu dan topik antara lain "Kontribusi Diaspora bagi Pembangunan Indonesia", "Inovasi Keren Diaspora Indonesia", serta "Belajar, Bekerja, dan Bersaing di Luar Negeri".
Mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama akan menyampaikan pidato kunci pada sesi pembukaan konvensi, selain sekitar 40 pembicara lain yang terdiri dari berbagai latar belakang seperti pengusaha, rohaniwan, politisi, hingga artis internasional.
Co-Founder Marvell Technology Group Sehat Sutardja, Direktur Dialog Antaragama Vatikan Romo Markus Solo Kewuta SVD, imam Muslim moderat di AS Shamsi Ali, aktris Hollywood Tania Gunadi, dan penyanyi pop Anggun C Sasmi merupakan beberapa diaspora inspiratif yang akan ikut berbagi pengalaman dan gagasan dalam konvensi tersebut.
Hingga saat ini tercatat lebih dari 6.000 orang terdaftar untuk mengikuti acara ini, dimana 427 diantaranya merupakan diaspora Indonesia dari 133 kota di 52 negara.
Kongres Diaspora Indonesia akan dilanjutkan dengan pertemuan internal anggota IDNG pada 2 Juli, kemudian sectoral dialogue pada 3 Juli yang akan menghadirkan pemerintah untuk menyosialisasikan kebijakan yang berkaitan dengan diaspora seperti pemberlakuan visa lima tahun bagi diaspora Indonesia serta rencana penerbitan kartu diaspora Indonesia.
"Dialog ini diperlukan agar diaspora bisa memberikan masukan untuk memperbaiki dan mengembangkan kebijakan-kebijakan pemerintah, terutama di beberapa sektor yang menjadi spesialisasi atau keahlian para diaspora seperti perhubungan, ESDM, serta desa dan pembangunan daerah tertinggal," tutur Dino.
Sementara penerbitan kartu diaspora Indonesia menjadi penting, menurut dia, terutama bagi diaspora yang ingin membuka bisnis di Tanah Air, membuka rekening bank, maupun membeli properti.
"Yang saya tahu kartu ini sedang digodok dan prosesnya sudah 90 persen, tahun ini akan diresmikan," katanya.
Pada 4 Juli, para diaspora Indonesia akan berkunjung ke sejumlah tempat seperti kampung binaan sekolah Master di Depok, proyek MRT Jakarta, beberapa sentra UKM berkualitas ekspor, serta pemberian beasiswa kepada siswa Indonesia oleh Indonesian Diaspora Foundation.
Pewarta: Yashinta Difa
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017