Conde merupakan presiden Guinea yang memiliki hubungan erat dengan Arab Saudi. Ia mengungkapkan dalam sepucuk surat kepada Raja Arab Saudi Salman bahwa ia mengaku sedih atas sengketa antara Qatar dan negara-negara Teluk lain, yang ia sebut sebagai negara-negara saudara Guinea.
Negara-negara Afrika seperti Chad, Niger dan Senegal menarik duta besar mereka di Doha dalam beberapa hari terakhir sementara Mauritania memutus hubungan diplomatik.
Arab Saudi merupakan penyedia dana bagi pembangunan masjid, sekolah dan proyek pembangunan bagi negara-negara berpenduduk mayoritas muslim di Afrika.
Conde selaku ketua UA mengajukan diri "untuk melakukan mediasi… guna mencari solusi cepat dan damai dalam krisis ini."
"Hanya dialog memungkinkan kita mencapai solusi nyata," ujar Conde, seraya memuji "kebijaksanaan" dan "pengetahuan" Raja Salman dalam memerangi ekstremisme.
Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan sejumlah negara lain menuding Qatar mendukung berbagai kelompok ekstremis, tudingan yang didukung oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Qatar dengan tegas membantah tudingan tersebut dan mengatakan pihaknya terbuka untuk berdialog guna mengakhiri sengketa.
Krisis memicu kekhawatiran kondisi regional menjadi tidak stabil dan pada Minggu menteri luar negeri Kuwait mengungkapkan bahwa negaranya akan terus berupaya mencari solusi atas konflik tersebut. (ab/)
(Baca: Qatar kecam "kebijakan dominasi" negara-negara Teluk)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017