Adalah
moment yang tepat di bulan Ramadhan ini bagi kita untuk menjemput taubat. Karena kita mendapatkan kesempatan untuk mendulang karunia Allah Subhanahu wa Ta'ala di bulan yang mulia ini berupa rahmat, maghfirah dan
itqun minan nar (pembebasan dari neraka).
Karena kalau sudah terlambat, jenjang akhirat akan berat, dan tiada kesempatan lagi bertaubat.
Shaikh Abdul Lathif bin Hajis al-Ghamidi dalam bukunya berjudul "Menjemput Taubat Sebelum Terlambat" merincikan beberapa tips dan kiat untuk mudah meninggalkan maksiat dan meraih ampunan Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan taubat yang sebenar-benarnya.
1. Jemput taubat dengan rasa senantiasa dilihat Allah
Tidak bisa tidak, kita semua sepakat: Allah Jalla Jalaluhu Maha Melihat. Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
أَلَمْ يَعْلَمÙوا أَنَّ اللَّهَ يَعْلَم٠سÙرَّهÙمْ وَنَجْوَاهÙمْ وَأَنَّ اللَّهَ عَلَّام٠الْغÙÙŠÙوبÙ
"Tidaklah mereka tahu bahwasanya Allah mengetahui rahasia dan bisikan mereka, dan bahwasanya Allah amat mengetahui segala yang ghaib." (QS: At Taubah: 78)
Inilah resep pertama para ulama dan orang-orang sholeh terdahulu untuk meraih taubat; yakni dengan menanamkan rasa senantiasa dilihat oleh Allah Azza wa Jalla. Karena dengan sadar diri senantiasa dilihat oleh Allah, maka:
* Otomatis muncul kepatuhan kepada Allah.
* Otomatis ibadah ikhlas dijalani.
* Otomatis menjadi sabar menjalani agama dengan khusyuk.
2. Jemput taubat dengan ingat keagungan Allah
Inilah resep kedua untuk memudahkan diri menjemput taubat; senantiasa ingat keagungan Allah Azza wa Jalla. Sebagaimana dalam firman-Nya berikut ini:
مَا قَدَرÙوا اللَّهَ Øَقَّ قَدْرÙÙ‡Ù Û— Ø¥Ùنَّ اللَّهَ Ù„ÙŽÙ‚ÙŽÙˆÙيٌّ عَزÙيزٌ
"Mereka tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa." (QS: Al Hajj: 74).
Allah Maha Agung yang memerintahkan kita untuk berpuasa di bulan Ramadhan. Allah Maha Mengetahui apa-apa manfaat dari berpuasa untuk diri kita. Ramadhan ini adalah momentum yang sangat tepat untuk merenungi Keagungan Allah. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
“إÙذَا دَخَلَ شَهْر٠رَمَضَانَ ÙÙتÙØَتْ أبْوَاب٠السَّمَاء٠وَغÙلّÙقَتْ أَبْوَاب٠جَهَنَّمَ وَسÙلْسÙلَت٠الشَّيَاطÙيْنÙ.â€
"Jika bulan Ramadhan telah masuk, maka pintu-pintu langit akan dibuka dan pintu-pintu Jahannam akan ditutup dan syaitan-syaitan pun dibelenggu." (HR: Bukhari III/23)
Sungguh Maha Agung Allah yang telah memberikan rahmat dan maghfirah di bulan Ramadhan, sehingga memudahkan kita untuk menggapai ampunan-Nya dengan ditutupnya pintu neraka dan dibelenggunya para syaitan.
3. Jemput taubat dengan mengingat nikmat Allah
Resep ketiga untuk mudah menjemput taubat adalah mengingat nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
Ûž أَلَمْ تَرَ Ø¥ÙÙ„ÙŽÙ‰ الَّذÙينَ بَدَّلÙوا Ù†Ùعْمَتَ اللَّه٠كÙÙْرًا ÙˆÙŽØ£ÙŽØَلّÙوا قَوْمَهÙمْ دَارَ الْبَوَارÙ
"Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan?" (QS: Ibrahim: 28)
Na'udzbillah, jangan sampai kita menukar dan mengingkari nikmat-nikmat yang Allah telah berikan kepada kita. Ramadhan pun merupakan momentum yang tepat untuk mengisi nikmat Allah.
* Tak sedikit nikmat yang telah Allah limpahkan berupa berkah manfaat kesehatan dari berpuasa.
* Tak sedikit nikmat ganjaran pahala yang dijanjikan oleh Allah dari amalan yang dilakukan di bulan Ramadhan ini.
* Belum lagi nikmat dari Keagungan Allah yang membuat lailatul qadr hanya di bulan Ramadhan.
Masih banyak kesempatan mereguk nikmat dari Allah Maha Agung berikan di bulan Ramadhan ini. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
مَا Ù…Ùنْ عَبْد٠يَصÙوْم٠يَوْمًا ÙÙÙŠ سَبÙيْل٠اللَّه٠إÙلاَّبَاعَدَ اللَّه٠بَذَلÙÙƒÙŽ وَجْهَه٠عَن٠النَّار٠سَبْعÙيْنَ خَرÙيْÙًا
"Tidaklah seorang hamba yang puasa di jalan Allah kecuali akan Allah jauhkan dia (karena puasanya) dari neraka sejauh tujuh puluh musim" (HR: Muslim: 1153)
4. Jemput taubat dengan mengingat Allah Maha Perkasa dan memiliki kuasa menghukum
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَمَنْ يَهْد٠اللَّه٠Ùَمَا Ù„ÙŽÙ‡Ù Ù…Ùنْ Ù…ÙضÙلّ٠ۗ أَلَيْسَ اللَّه٠بÙعَزÙيز٠ذÙÙŠ انْتÙقَامÙ
"Dan barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak seorangpun yang dapat menyesatkannya. Bukankah Allah Maha Perkasa lagi mempunyai (kekuasaan untuk) mengazab?" (QS: Az Zumar: 37)
Pada ayat di atas Allah menegaskan agar kita senantiasa mengingat fakta: Allah Maha Perkasa dan memiliki kuasa untuk menghukum. Termasuk di antaranya adalah dalam memberikan balasan amal hamba-Nya berpuasa karena Allah.
Dari Sahl bin Sa'ad, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda:
Ø¥ÙÙ†ÙŽÙ‘ ÙÙÙ‰ الْجَنَّة٠بَابًا ÙŠÙقَال٠لَه٠الرَّيَّان٠، يَدْخÙÙ„Ù Ù…Ùنْه٠الصَّائÙÙ…Ùونَ يَوْمَ الْقÙيَامَة٠، لاَ يَدْخÙÙ„Ù Ù…Ùنْه٠أَØَدٌ غَيْرÙÙ‡Ùمْ ÙŠÙقَال٠أَيْنَ الصَّائÙÙ…Ùونَ ÙÙŽÙŠÙŽÙ‚ÙومÙونَ ØŒ لاَ يَدْخÙÙ„Ù Ù…Ùنْه٠أَØَدٌ غَيْرÙÙ‡Ùمْ ØŒ ÙÙŽØ¥Ùذَا دَخَلÙوا Ø£ÙغْلÙÙ‚ÙŽ ØŒ Ùَلَمْ يَدْخÙلْ Ù…Ùنْه٠أَØَدٌ
"Sesungguhnya di surga ada suatu pintu yang disebut 'ar rayyan'. Orang-orang yang berpuasa akan masuk melalui pintu tersebut pada hari kiamat. Selain orang yang berpuasa tidak akan memasukinya. Nanti orang yang berpuasa akan diseru, "Mana orang yang berpuasa." Lantas mereka pun berdiri, selain mereka tidak akan memasukinya. Jika orang yang berpuasa tersebut telah memasukinya, maka akan tertutup dan setelah itu tidak ada lagi yang memasukinya" (HR. Bukhari no. 1896 dan Muslim no. 1152).
Dan sebaliknya, jangan sampai kita menyepelekan Ramadhan dengan tidak mengisi waktu-waktu yang ada dengan amalan-amalan yang dianjurkan.
Kesimpulan
Demi Allah, betapa rahmat Allah di Ramadhan ini lebih besar daripada dosa yang telah kita lakukan. Dengan rahmat Allah ini pula, yuk kita manfaatkan diri sebagai manusia yang ber-istihsab, menghitung rahmat dan menghitung nikmat untuk menggapai ampunan Allah.
Mudah-mudahan moment yang tepat di bulan Ramadhan ini terpicu kita untuk menjemput taubat sebelum terlambat. Karena ingat: Maut tidak menunggu usia tua, usia muda pun didatangi. Rasulullah Shallallahu'alaihi wa Sallam bersabda:
…وَمَا تَدْرÙÙŠ Ù†ÙŽÙْسٌ بÙأَيّ٠أَرْض٠تَمÙوت٠…
"…Tak satu jiwa pun yang tahu di bumi mana dia akan mati,…" (HR. Bukhari: 981)