Yogyakarta (ANTARA News) - PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi VI Yogyakarta kembali mengingatkan warga tentang bahaya melempar batu ke kereta yang sedang berjalan karena dapat melukai penumpang di dalamnya.
"Akhir-akhir ini, terjadi cukup banyak tindakan pelemparan batu (ke) kereta. Sebagian justru dilakukan anak-anak. Kasus terakhir terjadi di ruas antara Jenar dan Kutoarjo pada Jumat (9/6) terhadap kereta Progo yang sedang melintas," kata Manajer Humas PT KAI Daerah Operasi VI Yogyakarta Eko Budiyanto di Yogyakarta, Minggu.
Atas kejadian tersebut, PT KAI Daerah Operasi VI Yogyakarta sudah melakukan tindakan dengan mendatangi orang tua dan pengurus RT/RW tempat anak-anak tersebut tinggal.
PT KAI Daerah Operasi VI Yogyakarta memberikan penjelasan mengenai bahaya melakukan tindakan pelemparan ke kereta yang sedang berjalan. Salah satunya adalah merusak kaca, bahkan bisa melukai penumpang atau masinis yang ada di kereta.
"Anak-anak tersebut sebenarnya hanya iseng dan tidak menyadari jika tindakan yang mereka lakukan berbahaya. Oleh karena itu, kami meminta agar orang tua mengingatkan anak-anak mereka untuk tidak melakukan tindakan tersebut," kata Eko.
PT KAI Daerah Operasi VI Yogyakarta tidak mengambil tindakan hukum jika pelaku pelemparan masih di bawah umur. Namun, jika pelaku pelemparan sudah dewasa, maka kasus tersebut akan diproses secara hukum.
Sebelumnya, Kereta Prambanan Ekspress (Prameks) dilempari batu, menyebabkan kaca kereta pecah.
"Kaca kereta itu cukup mahal. Harga satu kaca jendela sekitar Rp800.000," katanya.
Salah satu kasus pelemparan kereta yang mengakibatkan jatuhnya korban luka terjadi dua tahun lalu yaitu asisten masinis mengalami luka parah di mata sehingga menjadi buta.
Ia juga mengingatkan kerikil yang ada sepanjang rel digunakan untuk meredam getaran kereta yang melintas dan bukan disalahgunakan untuk melempari kereta.
Selain tindakan pelemparan kereta, PT KAI Daerah Operasi VI Yogyakarta juga mengingatkan bahaya melakukan swafoto (selfie) di sekitar rel kereta.
"Sudah banyak kejadian kecelakaan akibat selfie di rel kereta api. Rel bukan tempat untuk selfie dan seharusnya hanya digunakan untuk lintasan kereta. Sangat berbahaya melakukan selfie di rel kereta," kata Deputy Executive Vice President PT KAI Daerah Operasi VI Yogyakarta Ida Hidayati.
Beberapa kecelakaan akibat swafoto di rel kereta api di antaranya terjadi di Bandung dan beberapa tempat lain.
"Sebelum ada kejadian serupa di sini, kami mengingatkan agar masyarakat tidak melakukan hal itu. Kejadian di tempat lain menjadi pembelajaran untuk keselamatan bersama," katanya.
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017