"Jalan layang tersebut akan memiliki arti yang penting karena berfungsi untuk menghindari perlintasan jalur kereta api yang selama ini sering membuat macet," kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimulyono kepada pers di Brebes, Sabtu.
Basuki dan rombongan menggunakan mobil menelusuri jalan tol dan non-tol untuk melihat langsung sejumlah infrastruktur dalam menghadapi arus mudik dan balik Lebaran 2017.
Empat jalan layang yang dibangun sejak awal 2017 berada di Dermoleng, Klonengan, Kesambi dan Kretek di Kabupaten Brebes dan Tegal yang seluruhnya berada di Jawa Tengah.
Dikatakan menteri, keempat jalan layang itu dibangun untuk mengantisipasi terjadinya kemacetan seperti tahun lalu dan saat ini progres keseluruhan telah mencapai di atas 80 persen dan bahkan ada yang sudah 95 persen.
"Kami mengerahkan sumber daya yang ada agar H-10 sudah berfungsi," katanya.
Untuk mengejar target tersebut, pihaknya mengerjakan selama 24 jam nonstop dengan didukung peralatan modern.
Basuki mengatakan setiap harinya terutama pada musim mudik Lebaran terdapat 97 kereta api yang melewati perlintasan dan setiap kali lewat membutuhkan waktu lima menit maka diperkirakan sekitar sembilan jam per hari arus lalu lintas menjadi terhambat pada titik ini.
Saat mendengarkan penjelasan dari masing-masing pimpinan proyek jalan layang, menteri mengatakan sampai saat ini semua pembangunan berjalan sesuai rencana dan target sehingga penyelesaian tidak molor.
Salah satu kendala yang dihadapi dalam menyelesaikan jembatan itu adalah pembebasan lahan, mengingat di sekitar situ terdapat tempat tinggal warga.
Selain itu pula, tambahnya, ada sejumlah peralatan yang saat diserahkan ke swasta ternyata kualitasnya tak sesuai sehingga harus diganti yang lain dari produsen lain pula.
Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017