Luksemburg (ANTARA News) - Uni Eropa, Jumat waktu setempat, mendukung proposal untuk mengadopsi pemeriksaan keamanan baru di wilayah Schengen Eropa, yang akan memeriksa para pelancong bebas visa secara online sebelum mereka datang.
Dinamakan ETIAS, proposal ini didasarkan kepada sistem Amerika Serikat yang memungkinkan negara-negara Uni Eropa segera memeriksa dokumen identitas dan berbagai rincian lainnya terkait pelancong bebas visa dengan sejumlah basis data.
Warga hampir 60 negara saat ini tidak perlu memiliki visa untuk bepergian di zona Schengen, termasuk yang berasal dari Amerika Serikat, Kanada, Australia, Jepang, Taiwan, Brasil, Chile, Argentina dan juga negara tetangga Eropa seperti Albania dan Bosnia.
Proposal tersebut, yang disepakati Jumat oleh menteri dalam negeri negara anggota UE, masih harus disetujui Parlemen Eropa, namun para pendukungnya berharap itu dapat diterapkan pada 2020.
Berdasarkan sistem itu, warga negara dari negara-negara yang sudah ditetapkan masih dibolehkan melakukan perjalanan bebas visa, namun harus membayar biaya lima euro (sekitar Rp74.400) dan mengikuti pemeriksaan tersebut.
Biaya itu juga berlaku untuk Inggris pasca-Brexit.
"ETIAS akan membantu meningkatkan keamanan dan melindungi warga Eropa," kata Malta, yang saat ini memegang jabatan presiden bergilir UE, dalam sebuah pernyataan.
Uni Eropa berusaha memperkuat keamanan setelah beberapa kota di Eropa terkena serangan teror yang diklaim oleh kelompok ISIS, sementara blok tersebut juga kewalahan dengan kedatangan lebih dari satu juta imigran, demikian AFP.
Pewarta: Monalisa
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017