Kepanjen, Malang (ANTARA News) - Memasuki panen padi yang kedua pada tahun ini, petani di Kabupaten Malang, Jatim mengalami penurunan produksi 25 persen. Salah seorang petani asal desa Pakisaji Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang Lilik, Senin, di Kepanjen, mengatakan, hasil panen pada bulan ini mengalami penurunan yang cukup tinggi. Dari dua hektare sawah yang diolah setiap hektarnya hanya menghasilkan padi sebanyak empat ton. "Banyak padi yang rusak, padahal pada musim panen pertama setiap hektare bisa menghasilkan 5-7 ton gabah. Penurunan panen pada bulan ini salah satu penyebabnya adalah cuaca yang tidak menentu," ujarnya. Menurut dia, cuaca pada saat awal tanam padi tidak mendukung seperti terjadi banyak hujan pada waktu malam hari. Sehingga membuat bunga padi banyak yang rusak dan mengakibatkan hasil panen turun. Lebihlajut ia mengatakan, hasil panen yang diperoleh pada musim panen bulan ini langsung dijual dengan harga Rp2.100 per Kg gabah. Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Malang, Purwanto, mengakui bahwa penen kedua tahun ini mengalami penurunan. Penurunan hasil panen selain akibat cuaca juga ada serangan hama dan penyakit. "Cuaca juga mempengaruhi hasil panen, tetapi di kabupaten Malang juga terserang hama tikus. Ada 488 hektare sawah yang terserang. Otomatis tingkat produksi di sawah tersebut juga mengalami penurunan," ujarnya. Daerah lumbung padi yang mengalami penurunan produksi meliputi kecamatan Kepanjen, Pakisaji, Turen, Pagelaran dan Sumber Pucung. Hingga bulan April 2007 tanaman padi di Kabupaten Malang mencapai 20.266 hektar dengan produksi 120.481 ton gabah dengan asumsi setiap hektare memproduksi padi 5.9 ton. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007