Jayapura (ANTARA News) - Pengamat sepak bola asal Papua Fernando Fairyo menilai tim sekelas Persipura Jayapura lebih cocok dilatih pelatih asing menyusul pengunduran diri Liestiadi Lo sebagai pelatih kepala karena gagal di dua laga terakhir melawan PSM Makasar dan Madura United.
"Berkaca dari sejumlah pelatih yang membesut Persipura, dua diantara dari beberapa pelatih belakangan ini, yakni Jacksen F Tiago dan Angel Alvredo Vera yang bisa memberikan gelar, lainnya hanya Rahmad Darmawan," kata Fernando Fairyo di Kota Jayapura, Papua, Jumat.
Menurut dia, Boaz TE Solossa dan kawan-kawan sejak beberapa tahun belakangan ini lebih tepat dilatih oleh pelatih asing dan itu terbukti dengan sejumlah pencapaian yang ditorehkan oleh Jacksen F Tiago dan Angel Alvredo Vera.
"Pengalaman membuktikan demikian, ditangan pelatih asing, Jacksen F Tiago asal Brasil dan Angel Alvredo Vera asal Argentina, menunjukkan prestasi, apalagi gaya melatih mereka sangat tepat dengan anak-anak Papua," katanya.
Mantan pemain PON XIII Papua ini juga mengemukakan bahwa ada tiga kandidat pelatih yang tengah didekati oleh manajemen Mutiara Hitam untuk membawa tim kebanggaan warga Kota Jayapura meraih sukses.
Ketiga kandidat pelatih ini, kata dia, adalah Iwan Setiawan mantan pelatih Persija Jakarta, Timo Scheunemann mantan pelatih Persema Malang dan Pesiba Balikpapan, serta Carlos de Mello mantan arsitek PSM Makasar dan PSGC Ciamis.
Nama terakhir yang disebutkan oleh Fernando Fairyo itu adalah rekan setim-nya Jacksen F Tiago yang pernah berjaya bersama Petro Kimia Gresik, PSM Makassar dan membawa Persebaya Surabaya juara ligina pada 1996.
Carlos de Mello juga santer diperbincangkan oleh sejumlah kalangan pemerhati sepak bola di Papua, bahwa dia lebih tepat untuk menggantikan peran yang ditinggalkan oleh Lestiadi Lo.
"Ketiga nama pelatih ini menurut saya sangat layak latih Persipura, meski masyarakat awam tidak tahu sepak terjang mereka tetapi manajemen Mutiara Hitam sudah tahu kualitas masing-masing pelatih," katanya.
Pewarta: Alfian Rumagit
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017