Beirut (ANTARA News) - Sedikitnya 30 orang tewas Minggu dalam pertempuran hebat antara pasukan Lebanon dan gerilyawan muslim garis keras di wilayah utara negara tersebut, kata militer dalam laporan terakhir mengenai korban.
Menurut militer, 15 prajurit dan 14 orang bersenjata tewas dalam pertempuran paling mematikan antara pasukan dan gerilyawan muslim dalam beberapa tahun ini, yang meletus di kota Tripoli, Lebanon utara, dan di sebuah kamp pengungsi Palestina yang berdekatan.
Seorang warga sipil tewas dalam tembak-menembak ketika pasukan melucurkan serangan terhadap sebuah bangunan di Tripoli dimana gerilyawan-gerilyawan dari Fatah al-Islam yang terinspirasi Al-Qaeda bersembunyi.
Kepala keamanan Lebanon Jendral Ashraf Rifi mengatakan, 10 gerilyawan tewas dalam serangan itu, sementara seorang jurubicara militer mengatakan bahwa empat orang lagi tewas dalam pertempuran di sekitar kamp pengungsi tersebut.
"Kami kini menguasai keadaan di Tripoli," kata Rifi.
Beberapa sumber mengatakan bahwa 27 prajurit Lebanon, 16 polisi, tujuh warga sipil dan sekitar 40 pengungsi juga cedera dalam kekerasan tersebut.
"Kami memperingatkan militer agar tidak melanjutkan provokasinya terhadap mujahidin kami atau berisiko membuat kami melepaskan tembakan terhadap mereka dan seluruh Lebanon," kata Fatah al-Islam dalam sebuah pernyataan.
Militer mengatakan, pertempuran itu disulut oleh serangan gerilya terhadap sebuah pos militer di luar Nahr al-Bared, yang menjadi tempat sekitar 22.000 pengungsi.
Dalam serangan paling mematikan, tujuh prajurit tewas ketika patroli mereka diserang di daerah Qalamun sebelah selatan Tripoli.
Pihak berwenang Lebanon menuduh Fatah al-Islam, sebuah kelompok sempalan yag disebut-sebut memiliki kedekatan ideologi dengan jaringan Al-Qaeda pimpinan Osama bin Laden, bekerja bagi badan intelijen Suriah.
Kelompok itu juga dituduh melancarkan serangan-serangan bom terhadap bis di sebuah daerah pegunungan berpenduduk Kristen di sebelah utara Beirut pada Februari yang menewaskan tiga orang.
Namun, Fatah al-Islam membantah terlibat dalam pemboman-pemboman itu dan keterkaitan dengan Al-Qaeda. Suriah juga membantah memiliki hubungan dengan kelompok tersebut.
Kelompok itu menuduh pemerintah berusaha membuka jalan bagi ofensif terhadap kamp-kamp Palestina di Lebanon, yang menampung lebih dari separuh dari hampir 400.000 pengungsi di negara tersebut, demikian laporan AFP. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007