Bontang (ANTARA News) - PT Kaltim Nitrate Indonesia (KNI) berkomitmen mewujudkan Bontang menjadi Kota Layak Anak dengan ditandatanganinya nota kesepahaman (MOU) antara Presiden Direktur PT KNI Antung Pandoyo dengan Walikota Bontang, Neni Moerniaeni, di Bontang, Kalimantan Timur.
Penandatanganan nota kesepahaman tersebut menjadi titik awal komitmen PT KNI untuk mendukung peningkatan pemberdayaan perempuan dan peningkatan gizi balita di wilayah Bontang sebagai upaya untuk mendukung Bontang menuju Kota Layak Anak.
Antung Pandoyo mengatakan sejak diresmikan pada 2012, KNI berkomitmen menjadi aset bangsa dengan memberikan kontribusi sosial dan ekonomi, baik di Bontang maupun secara nasional.
"KNI dibangun untuk memenuhi kebutuhan nasional akan Amonium Nitrat yang selama ini bergantung pada produk impor, namun KNI juga memiliki komitmen untuk menjalankan tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat," ungkap Antung di Bontang, Kamis petang.
Walikota Bontang memandang bahwa KNI telah menjadi bagian dari masyarakat Bontang. Setelah telah memberikan kontribusi dibidang pendidikan, pendampingan UKM dan pembangunan sarana prasarana, kini KNI terpanggil untuk melakukan pendampingan masyarakat dibidang kesehatan dan pemberdayaan perempuan.
Neni menambahkan, Bontang ingin menjadi kota yang layak anak dan memberikan perhatian yang besar pada pemenuhan hak anak di berbagai bidang, sehingga MoU hari ini merupakan momentum yang sangat penting.
"Kami berharap, dengan dukungan KNI, khususnya pada tumbuh kembang anak-anak akan mendukung upaya-upaya kami untuk menuju Bontang Layak Anak," kata Neni.
Dalam kesempatan itu, hadir pula Hendra Jamal selaku Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak atas Kesehatan dan Kesejahteraan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Hendra Jamal menyatakan kemitraan dan peran serta dunia usaha sebagaimana yang telah dicontohkan KNI dapat membantu terwujudnya IDOLA (Indonesia Layak Anak) pada tahun 2030.
Sebagai program percontohan, KNI akan melakukan serangkaian program CSR di wilayah perkampungan nelayan Selambai. Sejak diresmikan keberadaannya oleh Menteri Pertahanan pada tahun 2012, KNI telah memberikan kontribusi sosial dibidang pendidikan, kesejahteraan masyarakat dan pembangunan beberapa sarana publik.
Produksi Tas Daur Ulang
Kemitraan antara KNI dengan pemerintah Bontang di bidang sosial dan kesejahteraan masyarakat selama ini telah berjalan dengan baik. Di Kelurahan Guntung misalnya, KNI juga telah membina UMKM yang memproduksi tas daur ulang yang bahannya diperoleh dari limbah kemasan KNI.
Industri rumah tangga yang didampingi KNI sejak tahun 2012 itu dapat memberdayakan masyarakat sekitar dan meningkatkan perekonomian para ibu.
Suhartono, pengelola kelompok swadaya masyarakat (KSM) Anggrek, mengatakan tas-tas daur ulang dari bahan karung pembungkus empty bag produk itu telah dilirik oleh sebuah perusahaan e-commerce Internasional.
Suhartono (kiri) menujukkan tas daur ulang berbahan karung dari PT KNI.
Ia menjelaskan, KSM Anggrek mampu memproduksi sebanyak 70 tas yang dikerjakan oleh enam orang. Hasil daur ulang bermodel tas jinjing itu dijual dengan harga Rp 15 - 22 ribu.
Selain itu, tas-tas daur ulang tersebut ternyata laku dipesan oleh instansi pemerintah dan swasta di Bontang.
"Para pemesan adalah dinas-dinas pemerintah. Banyak juga pemesan untuk buah tangan, kebutuhan hari raya dan souvenir untuk kegiatan seminar-seminar," pungkas Suhartono.
Pewarta: Alviansyah P
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017