Nah, ini kalau kita lihat, ya, memang arahnya ke sana hehehe. Akan tetapi, ya, apa pun masyarakat dengan adanya pilgub, pilpres, pemilihan bupati/wali kota ini juga `kan mematangkan, masyarakat makin dewasa, ini juga mencerdaskan masyarakat,"
Jakarta (ANTARA News) - Presiden RI Joko Widodo mengatakan bahwa perdebatan yang dalam beberapa waktu terakhir terjadi di kalangan masyarakat Indonesia menjadi bagian dari pendewasaan politik.

Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodp (Jokowi) dalam wawancara khusus dengan LKBN Antara di Istana Merdeka Jakarta, Kamis.

Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi didampingi oleh Staf Khusus Presiden Johan Budi dan Kepala Biro Pers Istana, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden Bey Triadi Machmudin.

Ia bahkan memperkirakan debat kusir dan beda pendapat terbuka itu akan berlangsung hingga 2019 atau saat menjelang pemilihan umum presiden.

"Nah, ini kalau kita lihat, ya, memang arahnya ke sana hehehe. Akan tetapi, ya, apa pun masyarakat dengan adanya pilgub, pilpres, pemilihan bupati/wali kota ini juga kan mematangkan, masyarakat makin dewasa, ini juga mencerdaskan masyarakat," katanya.

Kepala Negara mengatakan bahwa saat ini Indonesia masih dalam masa transisi dalam berdemokrasi.

"Ya, mungkin ini masa transisi. Akan tetapi, satu titik masyarakat makin cerdas, mengerti apa pun yang diomongkan masyarakat akan tetap jalan," katanya.

Menurut dia, hal yang terjadi saat ini merupakan bagian dari proses demokrasi, pembelajaran, dan bagian dari pendewasaan politik masyarakat di Tanah Air yang memang harus dilewati.

Namun, Presiden tetap yakin bahwa masyarakat di Indonesia bisa dengan cepat melalui proses tersebut.

"Orang-orang kita ini cepat pintarnya, kok, dan cerdas rakyat sekarang juga cerdas, cepat pintarnya," katanya.

Ia menambahkan bahwa hal serupa juga sedang terjadi atau melanda semua negara akibat era keterbukaan saat ini.

"Semua negara sedang mengalami, kepala negara mengalami semua. Kepala negara banyak cerita kepada saya dan ternyata mengalami semuanya karena keterbukaan media sosial," katanya.

(T.H016/D007)

Pewarta: Hanni Sofia Soepardi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017