Kepercayaan itu akan menimbulkan arus uang masuk, arus modal masuk, arus investasi masuk,"

Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo menyatakan peringkat layak investasi yang diberikan oleh sejumlah lembaga menunjukkan kepercayaan internasional kepada Indonesia yang akan menimbulkan arus investasi dan modal masuk.

"Kepercayaan itu akan menimbulkan arus uang masuk, arus modal masuk, arus investasi masuk," kata Presiden Jokowi dalam wawancara khusus dengan Perum LKBN Antara di Istana Merdeka Jakarta, Kamis.

Presiden Jokowi yang didampingi Staf Khusus Bidang Komunikasi Presiden, Johan Budi SP dan Kepala Biro Pers Media dan Informasi Sekretariat Presiden Bey Machmudin, mengharapkan arus uang masuk nantinya tidak hanya berhenti di investasi portofolio yaitu di bursa atau di saham, tapi mengalir ke sektor riil.

"Kita dorong arus dana masuk itu mengalir ke sektor riil. Mereka bisa membuat pabrik, membuat kawasan industri atau membangun infrastruktur yang kita harapkan itu membuka lapangan kerja yang sebesar-besarnya untuk masyarakat," tutur Presiden Jokowi.

Presiden menyebutkan perolehan peringkat layak investasi merupakan sebuah kepercayaan internasional terhadap Indonesia, terutama dalam sisi kemudahan berinvestasi.

"Ini penting untuk terus kita lakukan reformasi, penyederhanaan perizinan dan kemudahan berusaha, penyediaan infrastruktur yang merupakan penentu daya saing, kemudian juga mengatasi ekonomi biaya tinggi yang ada di pelabuhan, airport (bandara), jalan-jalan," ujarnya.

Mengenai dampak layak investasi bagi masyarakat biasa, Presiden Jokowi mengatakan dengan masuknya arus modal dan investasi ke daerah maka peredaran uang di daerah makin besar dan akan membuka lapangan kerja bagi masyarakat.

"Saya kira rakyat bisa mengambil positifnya di situ, dapat membuka lapangan kerja, peredaran uang makin besar artinya akan ada peningkatan kesejahteraan," kata Presiden Jokowi, menambahkan.

Ia menegaskan peredaran uang yang makin besar di daerah akan berdampak kepada peningkatan ekonomi daerah.

"Ada dampak pembukaan lapangan kerja, yang nantinya peredaran uang dan pembukaan lapangan kerja itu akan meningkatkan daya beli masyarakat," imbuhnya.

Menurut dia, daya beli masyarakat terhadap komoditas di daerah akan meningkat sehingga petani dapat menjual dengan harga lebih baik, sehingga nelayan bisa menjual dengan harga lebih baik.

"Efek berantainya akan seperti itu. Yang sering ditanyakan apa hubungan investasi dengan kemiskinan.. ya itu, pembukaan lapangan kerja dan peredaran uang makin banyak," katanya.

Dalam kesempatan itu Presiden menyatakan rasa syukurnya, Indonesia telah meraih peringkat layak investasi dari berbagai lembaga pemeringkat internasional.

"Setelah Fitch Rating, Moodys, S&P, kemudian UNCTAD juga meningkatkan peringkat kita dari tahun sebelumnya delapan, saat ini meloncat menjadi empat setelah AS, China, India dan Indonesia," tutur Jokowi.

Hasil survei United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) menempatkan Indonesia pada peringkat keempat sebagai negara tujuan investasi yang prospektif 2017-2019.

Posisi tersebut meloncat dari peringkat dalam survei yang sama tahun 2016 yang masih menempatkan Indonesia di posisi ke delapan.

Survei bisnis yang dilakukan UNCTAD terhadap sejumlah perusahaan multinasional menunjukan Indonesia meraih respon sebanyak 11 persen dari total eksekutif yang disurvei.

Adapun urutan pertama ditempati oleh Amerika Serikat dengan respon 40 persen disusul China 36 persen dan India 20 persen di urutan kedua dan ketiga.

Posisi keempat diduduki Indonesia baru disusul oleh Thailand pada posisi kelima dan Filipina pada peringkat ke-10. Adapun Vietnam dan Singapura masing-masing di peringkat ke-12 dan ke-13.

(T.A039/C004)

Pewarta: Tim Pewarta Istana Kepresidenan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017