Paris (ANTARA News) - Penyanyi asal Amerika Serikat, Ariana Grande, akan melanjutkan tur dunianya di Paris pada hari Rabu, atau lebih dari dua pekan setelah serangan bom bunuh diri di Manchester.
Keamanan akan semakin diperketat di ibukota Prancis, sehari setelah polisi menembak seorang pria yang menyerang seorang polisi di luar Gereja Notre Dame yang terkenal di dunia itu.
Jalan-jalan di sekitar tempat konser di timur kota Paris akan diblokir, sementara polisi membantu petugas keamanan memeriksa penggemar saat mereka tiba di pertunjukan tersebut.
Bahkan sebelum serangan Notre Dame pada Selasa, polisi mengumumkan sebuah rencana yang signifikan pada konser penyanyi AS tersebut dengan mencatat "konteks simbolik yang kuat".
Pada tanggal 22 Mei seorang pembom bunuh diri meledakkan dirinya yang menewaskan 22 orang termasuk 7 anak pada konser Grande di Manchester.
Ia pun membatalkan tur di London, Belgia, Jerman, Polandia dan Swiss, kemudian kembali ke Florida, sebelum kembali ke Manchester pada hari Minggu untuk memberikan pertunjukan kepada korban serangan tersebut.
Sebelum pertunjukan di Paris, para penggemar mengatakan mereka tidak akan menyerah pada ketakutan.
"Saya merasa sangat cemas tapi saya tidak ingin hal itu menghentikan saya untuk pergi. Saya mungkin akan merasa gelisah, saya harap keamanan ketat - jika ada sesuatu yang direncanakan, tidak banyak yang dapat kami lakukan," kata Caoimhe McDonnell, seorang siswa berusia 19 tahun dari Irlandia Utara yang tinggal di Paris.
Clodagh Ennis (19) menambahkan, "Saya merasa jika tidak pergi ke konser maka membiarkan para teroris itu menang, itulah yang mereka inginkan, mereka ingin orang ketakutan."
"Secara pribadi, saya tidak secara alami menjadi orang yang khawatir. Tentu akan ada pemikiran tentang 'Bagaimana jika sesuatu terjadi?' Tapi saya tahu mungkin ada orang yang lebih khawatir dariku," pungkas Clodagh Ennis, demikian AFP.
Penerjemah: Alviansyah P
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017