Tangerang Selatan (ANTARA News) - Bisnis transportasi darat dinilai bisa berkembang apabila masalah kemacetan bisa diatasi, menurut Dwi Ryanta Soebakti selaku Managing Director Lorena Transport.
Dwi Ryanta yang mengelola perusahaan otobus Lorena mengungkapkan tren menggunakan transportasi darat pada musim mudik selalu menurun setiap tahunnya karena masalah kemacetan, infrastruktur dan opsi mudik menggunakan pesawat udara.
"Mudik Darat, tren menurun hampir 10 persen," kata Dwi Ryanta Soebakti di kantor distribusi Mercedes-Benz Indonesia, Ciputat, Tangerang Selatan, Selasa kemarin.
"Ada kendala misalnya dari infrastruktur, rekayasa lalulintas, makanya sering kita dengar ada macet total dan sebagainya. Itu sebenarnya menjadi salah satu alasan mengapa tren angkutan darat menurun, pasti karena macet, kalau naik pesawat enggak macet, paling delay," ucap dia.
Untuk itu, ia berharap proyek pembangunan infrastruktur yang sedang dijalankan pemerintah berjalan sesuai rencana agar transportasi darat tidak ditinggalkan para konsumen, terutama pada musim mudik.
"Pasti lebih bagus (kalau tidak macet). Makanya saya berharap infrastruktur yang kata Pak Jokowi mau diperbaiki, jalan tolnya, jembatan dan trans Sumatera akan berjalan, tentunya transportasi darat akan berkembang. Itu pasti," katanya.
Selain itu, ia juga mengapresiasi ketegasan pemerintah terutama dalam menertibkan tempat-tempat pemberangkatan bus antar kota antar provinsi. Namun ia berharap pemerintah kian gencar mengawasi trayek dan sejumlah perusahaan otobus (PO) yang beroperasi secara ilegal.
"Regulasi pemerintah sekarang sudah bagus dengan penertiban tempat-tempat pemberangkatan dan harus diperiksa trayeknya. Itu saya dukung karena banyak PO yang tak ikuti aturan, PO-PO gelap itu banyak," ucap Dwi.
"Tentunya kalau saya bersaing dengan PO gelap saya tidak kuat dari segi harga. Bengkel saya ada, surat saya diperpanjang, trayek saya juga ada, dan itu membutuhkan biaya," pungkas Dwi.
(Baca: Ini alasan bus tingkat Lorena layani rute Jakarta-Madura)
Pewarta: Alviansyah P
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017