Kupang (ANTARA News) - Kepala Kepolisian Resor Kupang Kota AKBP Anthon Ch Nungroho mengatakan Aiptu Fransisco De Araujo yang diduga menembak dirinya sendiri merupakan seorang anggota Kepolisian yang disiplin dalam bekerja.

"Orangnya baik, disiplin dalam bekerja dan sampai semalam kita telusuri melalui keluarganya tidak ada masalah pribadi yang dialami oleh anggota saya," kata Kapolres Kupang Kota di Kupang, Rabu.

Hal ini disampiakannya pascaseorang anggota Polres Kupang Kota Aiptu Fransisco De Araujo yang bertugas sebagai Kepala Unit Pengamanan Obyek Vital (Pamobvit) Polres Kupang Kota diduga menembak telinganya sendiri dengan senjata api jenis "revolver" di kediamannya sendiri pada Selasa (6/6) kemarin.

(Baca: Polisi di Kupang diduga tembak kupingnya sendiri)


Setelah menembak dirinya sendiri Fransisco langsung dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Kupang dan masuk ke ruangan intensive care unit (ICU) untuk mendapatkan perawatan intensif sebab dalam keadaan kritis.

(Baca: Polisi yang tembak kepalanya sendiri masih kritis)


Anthon sendiri menyayangkan hal tersebut terjadi karena seperti yang ia ketahui anggotanya tersebut selain mempunyai disiplin yang bagus dalam bekerja tetapi juga merupakan seorang yang periang.

"Orangnya periang, selalu bercanda dengan petugas kepolisian yang lain. Kita sayangkan hal ini bisa terjadi pada dirinya. Kita berharap agar bisa segera pulih," ujarnya.

Mantan Wakapolres Sumba Timur ini mengatakan bahwa sebelum peristiwa dugaan penembakkan diri sendiri tersebut, pada pagi harinya Fransisco sempat mengikuti apel dan sempat mengecek tugas dari anggotanya dan sempat pamit dari anggotanya untuk tidak mengikuti apel lagi.

Anthon juga berharap agar kejadian tersebut adalah kejadian yang terakhir menimpa anggotanya. Terkait masalah psikologis Fransisco ia mengaku tidak ada masalah. Sebab siapapun anggota polisi yang memegang senjata api akan diperiksa kesehatan dan psikologisnya baik atau tidak.

Aiptu Fransisco yang kelahiran Timor Leste itu memiliki seorang istri bernama Martina Araujo dengan tiga anak, masing-masing Mebi Arujo, Putri Araujo dan Fadli Araujo.

Kepala RS Bhayangkara Kupang Kompol dr Marthinus Ginting mengatakan sampai saat ini masih dirawat intensif tim medis rumah sakit tersebut.

Penanganan yang sedang dilakukan selain memberikan pasokan darah sebagai kebutuhan korban mengganti darah yang hilang, tetapi juga membantu pernapasan dengan memasang alat pernapasan.

"Ya peralatan ventillator juga sudah kita pasang membantu pernapasannya," katanya.

Penanganan yang dilakukan itu, kata dr Ginting, dalam upaya menstabilkan kondisi korban. Jika kondisi masih belum stabil, tim dokter belum bisa melakukan tindakan lebih. Misalnya melakukan ct scan untuk mengetahui kondisi luka yang ada di dalam kepala korban.

"Kami belum bisa lakukan ct scan karena kondisi korban masih belum stabil," katanya.

Dia menyebut secara kasat mata ada lubang di kepala bagian belakang telinga kanan yang menembus kepala bagian kiri. "Ya berdiamater sekitar 1cm," katanya.

Tanpa lakukan ct scan belum bisa dipastikan kondisi keruskan dalam kepala korban.

"Itulah kondisinya saat ini," katanya.

Lebih lanjut Kapolres Kupang Kota juga menambahkan bahwa hingga pagi ini sampai berita ini diturunkan, kondisi kesehatan dari anggota belum membaik.

"Masih belum sadar. Masih di ruangan ICU. Kita berharap semoga cepat membaik ya," tambahnya.



Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017