Perjalanan Jakarta-Surabaya dapat ditempuh 5 sampai 6 jam"
Bandung (ANTARA News) - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menyatakan, untuk pembangunan jalur kereta api semi cepat Jakarta-Surabaya harus membebaskan sekitar 900 bidang tanah yang selama ini digunakan sebagai perlintasan sebidang.
"Persimpangan kereta yang pake palang pintu dari Jakarta-Surabaya banyak jalan raya perlintasan motor, pedesaan harus dihilangkan ga boleh ada perlintasan sebidang," kata Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa BPPT, Wahyu W. Pandoe, di Bandung, Selasa.
Wahyu mengatakan, upaya untuk pembebasan 900 bidang tersebut salah satunya dapat melalui pembangunan rel bawah tanah, maupun flyover.
Meski begitu, kata dia, perlu adanya pengkajian yang lebih mendetail dan matang terkait pembebasan ratusan bidang persimpangan tersebut, agar tidak menganggu operasional kereta api Jakarta-Surabaya.
"Lintasan sebidang kereta api lewat yang ada palang pintu bulak-balik harus kita hilangkan," katanya.
Dia melanjutkan bahwa rencananya, kereta api ini akan menggunakan skema rel exiting untuk menekan biaya pembangunan. Diperkirakan dengan skema tersebut akan memakan biaya Rp81 triliun. Berbeda jika harus membangun rel baru yang diperkirakan memakan biaya hingga Rp300 triliun.
"Kalau pakai rel baru biaya tiga kali lipat sampai Rp300 triliun, walau kajian belum ada," katanya.
Namun jika menggunakan skema rel exiting, tikungan yang ada, perlu diubah dari lintasan yang saat ini hanya mencapai 1000 meter menjadi 1800 hingga 2000 meter bidang lengkung, agar bisa memenuhi aspek kereta cepat.
"Ini harus kita ubah supaya radius tikungan bisa lebar kemungkinan beberapa titik tikungan harus ada pembebasan lahan," katanya.
Dia menambahkan, dalam studi kelayakan, pihaknya pun akan mengidentifikasi kondisi rel yang ada saat ini. Lebar rel yang ada harus mencapai 1067 milimeter atau sekitar 1,01 meter. Dengan kondisi itu kecepatan kereta bisa mencapai 160 km/jam.
"Optimalkan yang ada. Perjalanan Jakarta-Surabaya dapat ditempuh 5 sampai 6 jam," katanya.
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017