Dili (ANTARA News)- Pemenang Hadiah Perdamaian Nobel Jose Ramos Horta, Minggu, dilantik sebagai presiden Timor Leste menggantikan Xanana Gusmao. Ramos Horta, 57 tahun, dilantik dalam satu upacara di gedung parlemen, Dili yang dihadiri Menlu Indonesia Hassan Wirajuda dan Menlu Portugal, Luis Filipe Marques Amado. Ramos Horta berjanji akan menyatukan negara kecil itu yang keadaan rakyatnya sangat menyedihkan untuk mencari jalan keluar melepaskan diri dari kemiskinan setelah dengan suara mayoritas besar memutuskan merdeka tahun 1999. "Saya bersumpah kepada Tuhan, atas nama rakyat dan demi kerhormatan saya, bahwa saya akan harus melaksanakan tugas-tugas saya , melaksanakan dan mentaati undang-undang dan mengabdikan seluruh tenaga dan kemampuan saya untuk mempertahankan dan mengkonsolidasi kemerdekaan dan persatuan nasional," katanya, seperti dilaporkan AFP. Ramos Horta meraih kemenangan awal bulan ini dalam pemilihan pertama presiden sejak bekas koloni Portugal itu memperoleh kemerdekaan tahun 2002 setelah melepaskan diri dari Indonesia tiga tahun sebelumnya. Ramos Horta menggantikan mantan pemimpin gerilya Xanana Gusmao sebagai presiden. Dalam pidatonya setelah acara pengambilan sumpah itu, ia berjanji akan bekerja keras untuk reformasi militer dan polisi, setelah kerusuhan meletus antara faksi-faksi yang berseteru dari dua pasukan keamanan tahun lalu. "Saya berjanji bahwa saya akan bekerja keras untuk membantu kondisi hidup yang adil bagi FPTL (angkatan bersenjata) dan PNTL (polisi) dan kondisi-kondisi untuk meningkatkan profesionalisme kedua institusi ini," katanya. Pasukan asing digelar untuk memulihkan keamanan setelah kerusuhan Mei yang memburuk ke aksi kekerasan antar geng dan menewaskan 37 orang . Sejumlah 150.000 orang lainnya mengungsi, Ramos Horta dalam pidatonya itu juga menyeru para pemuda negara itu agar tidak melakukan aksi kekerasan di jalan-jalan dan bekerja untuk menjadi rakyat Tiomor Leste sejahtera. "Saya mengimbau pemuda, semua kelompok untuk membuang perasaan balas dendam, tidak menggunakan parang, karena semua ini hanya akan merugikan kita, negara kita dan anda sendiri," katanya. "Dengan balas dendam dan aksi kekerasan, kita tidak akan memenangkan apapun." Dalam upacara itu Gusmao menandatangani dokumen-dokumen penyerahan kekuasaan pada parlemen sebelum mereka menyerahkannya kepada Ramos Horta. Satu pernyataan dari pengadilan tinggi Timor Leste bahwa hasil-hasil pemilu 9 Mei adalah resmi juga dibacakan. Para tamu kemudian menyanyikan lagu kebangsaan "Patria Patria." Di antara para tamu adalah saudara kandung Ramos Horta Arsenio dan saudara-saudara perempuan Rosa dan Aida Horta. Sebagian besar negara kawasan itu mengirim para utusan dan dubes mereka untuk menghadiri acara itu, kata seorang jurubicara kepresidenan. Gusmao, sekutu dekat Ramos Horta, tidak ikut mencalonkan diri dalam pemilihan presiden, akan ikut pada pemilihan perdana menteri dalam pemilihan anggota parlemen bulan depan. (*)

Copyright © ANTARA 2007