Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berharap banyak perusahaan-perusahaan daerah yang masuk ke bursa saham. "Banyak perusahan daerah yang mempunyai prospek, tinggal diberi sosialisasi saja," kata Sri Mulyani dalam acara Journalist Gathering dan peresmian pembangunan kembali SDN Kasongan Bantul dan SDN Titang Klaten, di Jogjakarta, akhir pekan ini. Bahkan Menkeu berharap Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bapepam-LK tidak hanya melakukan 'road show' ke luar negeri, namun lebih banyak ke daerah. "Lebih baik ke daerah, seperti di Jogja ini, karena banyak perusahaan daerah yang prospek ke bursa," tegasnya. Dia juga berharap peraturan dipermudah, sehingga mencatatkan saham ke bursa itu hal yang biasa dan natural. "Perusahaan yang masuk ke bursa ini sudah biasa dan natural. Masuk bursa seperti naik kelas saja dan memang sudah waktunya masuk," harapnya. Untuk itu, menkeu berharap regulator bursa membuat suasana pasar dalam yang dapat diterima oleh semua pelaku pasar dan memberikan kelonggaran untuk mempermudah listing di bursa saham. "Kalau kita mengurangi 'cost' (biaya) dan peraturan, maka diharapkan banyak perusahaan yang akan masuk bursa," jelasnya. Sri Mulyani juga melihat pada saat ini merupakan kesempatan yang bagus karea besarnya dana yang masuk ke bursa. "Dengan besarnya dana yang masuk ini seharusnya kita juga meambah 'supply' (penawaran) perusahaan yag ada di bursa," tambahnya. Menanggapi hal ini, Direktur Utama BEJ, Erry Firmansyah, dalam kesempatan yang sama mengatakan bahwa keengganan perusahaan saat ini tidak mau masuk ke bursa karena banyaknya perusahaan keluarga yang takut masalah keterbukaan informasi. "Bukan masalah fee atau proses masuk, namun hanya transparansi, karena mereka nggak mau masalah perusahaan diketahui banyak orang," katanya. Dia mengungkapkan bahwa fee yang ditetapkan BEJ relatif kecil dibanding negara lain. "Fee yang ditetapkan berkisar maksimal Rp100 juta dan minimal Rp20 juta. Ini sangat jomplang dibanding dengan negara tetangga," kata Erry. (*)
Copyright © ANTARA 2007