Kairo (ANTARA News) - ISIS mengaku bahwa satu dari petempurnya bertanggung jawab atas penembakan dan penyanderaan di Australia. Dia melakukan hal itu karena Australia nggota pasukan gabungan pimpinan AS melawan kelompok militan itu.

"Serangan di Melbourne, Australia, dilakukan oleh seorang petempur ISIS yang menanggapi seruan untuk melakukan serangan menyasar anggota pasukan gabungan," kata kantor berita Amaq yang merupakan media milik ISIS seperti dikutip Reuters.

Polisi Australia kemarin menembak mati seorang pria bersenjata di Melbourne yang menyandera seorang perempuan, dan menyelidiki kemungkinan motif terorisme dalam aksi itu.

Petugas mencoba berunding dengan penyandera lebih dari satu jam, sebelum tembak menembak terjadi.

Sejumlah petugas tertembak dalam perundingan untuk melepaskan sandera di rumah susun kawasan pantai Brighton, kata pejabat setempat. Seorang lainnya ditemukan tewas akibat luka tembak.

Kepolisian negara bagian Victoria mencoba memasuki bangunan dan bernegosiasi dengan penyandera setelah seorang wanita menelepon layanan darurat dan mengaku tengah disandera, kata wakil komisioner Andrew Crisp kepada wartawan.

Setelah perundingan berakhir dengan kegagalan, penyandera menembaki polisi sehingga menewaskan tiga anggota sebelum akhirnya ia ditembak mati.

Australia, negara sekutu dekat Amerika Serikat, yang giat memerangi IS di Suriah dan Irak, waspada akan kemungkinan serangan oleh kelompok garis keras dalam negeri, yang kembali dari perang di Timur Tengah.

(Aulia/KR-AMQ/C003)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017