Washington (ANTARA News) - Ciuman ikan karang penuh warna yang disebut "tubelip wrasse" sama sekali bukan bagian dari roman, adegan penuh lendir dan hisapan itu merupakan strategi unik dari anggota kerajaan binatang tersebut untuk mengonsumsi jamuan berbahaya.
Para ilmuwan pada Senin (5/6) untuk pertama kalinya menggambarkan bagaimana ikan tersebut berkembang pesat di Samudra India dan tengah-barat Pasifik sebagai satu dari sedikit makhluk yang bisa makan di karang, salah satu bagian menu paling sulit di planet.
Karang adalah organisme laut tipis dengan badan bersalut lendir berisi sel-sel berbisa, menyengat, yang tersebar di seluruh kerangka setajam pisau cukur.
Dari 6.000 lebih spesies ikan yang hidup di terumbu karang, hanya sekitar 128 yang makan karang.
Para ilmuwan tahu ikan "tubelip wrasse" kuning-ungu adalah salah satunya, namun bagaimana ikan itu melakukannya masih menjadi misteri.
Para peneliti menggunakan mikroskop elektron pemindai untuk menentukan struktur bibir gemuk si ikan yang terlihat cemberut serta video berkecepatan tinggi untuk mempelajari apa yang dia lakukan saat makan.
"Mencium lendir dan badan karang dengan bibir yang bisa melumasi diri bukan yang kita perkirakan," kata ahli biologi laut VÃctor Huertas dari James Cook University di Australia.
Bibir tebal ikan itu, yang panjangnya mencapai 18 centimeter, ternyata tersusun atas serangkaian lipatan tipis jaringan yang terkemas padat, seperti yang ada di bagian bawah jamur, dan tertutup lendir dari sel-sel yang mengeluarkan lendir.
"Sepengetahuan kami, jenis bibir seperti ini belum tercatat sebelumnya," kata ahli biologi laut James Cook University, David Bellwood.
Mereka mendapati bahwa ikan itu mendekati karang secara perlahan, dan mengamat-amati permukaannya, menjulurkan mulutnya, kemudian menghasilkan isapan kuat saat bibir bersentuhan dengan karang untuk dua per seratus detik. Dalam waktu sesingkat itu, si ikan memakan daging dan lendir koral dari kerangka karang.
"Itu terlihat persis seperti ciuman kilat dengan suara khas 'tuk'," kata Huertas, "sering kali meninggalkan 'cupang' pada koral, yang sesungguhnya merupakan bekas bagian daging yang disedot ikan dari kerangkanya.
"Itu akan menjadi yang bagus untuk film horor," tambah Bellwood sebagaimana dikutip kantor berita Reuters.
Mantel lendir bisa melindungi bibir si ikan dari sengatan sel, membantu melindungi mereka dari permukaan karang guna meningkatkan kekuatan isap, dan menjadi sabuk ban berjalan yang menangkap lendir karang dan sel-sel yang menyengat untuk dimakan, kata para peneliti mengenai hasil riset yang dipublikasikan di jurnal Current Biology.
Penerjemah: Maryati
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017