Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa pagi, bergerak melemah 16 poin menjadi Rp13.294 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.278 per dolar AS.

"Nilai tukar rupiah melemah di tengah posisi pelaku pasar yang masih dalam posisi wait and see terhadap perkembangan sentimen yang ada, terutama menjelang pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) mengenai kebijakan suku bunga acuan," kata Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta.

Kendati demikian, menurut dia, pelemahan rupiah relatif terbatas menyusul laporan terbaru Bank Dunia yang menyatakan pertumbuhan ekonomi negara-negara maju akan meningkat 1,9 persen tahun ini, dan akan membawa keuntungan pada mitra dagang negara-negaranya.

"Situasi itu dapat memberikan tambahan sentimen positif pada laju sejumlah mata uang di kawasan Asia, termasuk rupiah," katanya.

Di sisi lain, lanjut dia, masih stabilnya sentimen makroekonomi domestik yang diikuti kenaikan sejumlah harga komoditas juga akan dapat turut menopang mata uang rupiah ke depannya.

Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menambahkan bahwa fokus domestik sedang tertuju pada indeks keyakinan konsumen yang sedianya akan dirilis pada pekan ini yang diperkirakan naik.

"Situasi itu akan membuka ruang penguatan rupiah terhadap dolar AS," katanya.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017