Jakarta (ANTARA News) - Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) akan terus merotasi pasangan atlet-atlet nomor ganda demi regenerasi pemain dan prestasi dalam Asian Games dan Olimpiade.
"Rotasi pasangan atlet-atlet ganda itu juga dilakukan oleh tim Thailand, Korea, dan China. Mereka terus menguji coba pemain-pemainnya dengan harapan puncak prestasi pada Asian Games dan Olimpiade," kata Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Susy Susanti selepas rapat evaluasi Piala Sudirman 2017 di Kementerian Pemuda dan Olahraga Jakarta, Senin.
Pemusatan pelatihan nasional PBSI, lanjut Susy, akan menurunkan atlet-atlet muda pelapis dalam SEA Games 2017 yang akan berlangsung di Malaysia, pada Agustus, sebagai ajang uji coba regenerasi para pemain.
"Kami berharap pemain-pemain muda semakin berpengalaman dan matang selama setahun ini sehingga mereka mampu turun dalam Asian Games 2018," kata Susy.
Pasangan-pasangan rotasi yang akan turun dalam SEA Games 2017 antara lain Berry Angriawan/Hardianto dan Mohammad Ahsan/Rian Agung Saputro pada ganda putra, Gloria Emanuelle Widjaja/Edi Subaktiar, Alfian Eko Prasetya/Annisa Saufika, serta Ronald Alexander/Melati Daeva Oktavianti.
Sementara pada ganda putri, PBSI akan menurunkan pasangan-pasangan utama seperti Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Maharani, Della Destiara Haris/Rosyita Eka Putri Sari, serta pasangan unggulan Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari.
"Kami juga masih mencari atlet yang paling bagus untuk berpasangan dengan Apriyani Rahayu," kata Susy.
Selain menurunkan pasangan-pasangan rotasi pada SEA Games 2017, PBSI juga akan mewajibkan atlet-atlet ganda untuk turun rangkap yaitu nomor ganda putra dan ganda campuran untuk atlet putra serta nomor ganda putri dan ganda campuran untuk atlet putri.
"Mereka harus bermain rangkap agar pukulan mereka lengkap, fisik lebih kuat, dan lebih berpengalaman. Cara itu sudah kami terapkan pada atlet-atlet tingkat pratama sejak Januari," kata Susy.
Susy mengatakan peningkatan prestasi atlet-atlet tingkat elit membutuhkan waktu satu hingga dua tahun. Sedangkan atlet-atlet pratama yang berusia 16-18 tahun membutuhkan waktu tiga hingga empat tahun.
Dalam rapat evaluasi Piala Sudirman 2017, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi meminta Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) bersinergi dengan Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) untuk menyiapkan prestasi Indonesia dalam Asian Games 2018.
"Menpora menyatakan pelatih PBSI dengan Satlak Prima perlu bersinergi secara menyeluruh dan obyektif karena selama ini terkendala hubungan yang kurang harmonis meskipun Prima sudah menawarkan diri untuk membantu PBSI," kata Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Gatot S. Dewa Broto yang turut hadir dalam rapat itu.
"Bukan hanya publik yang kecewa, tapi juga Presiden dan Wakil Presiden di sela-sela Rapat Kabinet. Tapi, Sekretaris Jenderal PP PBSI telah menyampaikan permohonan maaf atas prestasi tim Indonesia dalam rapat itu," ujar Gatot.
Pewarta: Imam Santoso
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017