Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pertanian Amran Sulaiman mempercepat target swasembada bawang putih yang tadinya tercapai 2033 menjadi 2019.
Menurut Amran seusai penyampaian Laporan Hasil Pemeriksaan BPK RI di Jakarta, Senin, dimajukannya target swasembada bawang putih sebagai hikmah bergejolaknya harga komoditas pangan itu belakangan ini.
"Bawang karena bergejolak ada hikmahnya, seharusnya kita swasembada rencana besarnya 2033, tapi kita lompat insha Allah 2019 atau 2020 sudah swasembada. Kita percepat 13 tahun," katanya.
Amran menuturkan untuk mewujudkan target tersebut, dibutuhkan sekitar 60 ribu hektare lahan.
Ia mengatakan selama ini hampir 90 persen bawang putih masih harus diimpor. Jumlahnya mencapai sekitar 500 ribu ton dengan nilai mencapai Rp20 triliun.
"Kalau kita selesaikan 60 hektare, Rp20 triliun devisa bisa kita selamatkan. Pendapatan petani juga bisa kita selamatkan," tambahnya.
Amran mengatakan pihaknya akan memaksimalkan potensi lahan yang ada, yakni 4 juta hektare tanah tadah hujan dan 21 juta hektare bekas rawa-rawa.
"Tanah tadah hujan 4 juta hektare ini kalau kita bangunkan bisa paling tiga kali panen. Petani kita bisa mendapatkan Rp150 triliun-Rp200 triliun pendapatan. Kedua ada rawa-rawa 21 juta hektare. Bisa bangun pabrik gula bersama swasta Kalau ini dibangunkan kita jadi raksasa pangan di dunia," katanya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor bawang putih dari China per April 2017 mencapai 22.650 ton. Sedangkan impor bawang putih dari India pada periode yang sama mencapai 1.971 ton.
Kendati kini mengimpor, Indonesia pernah mencapai swasembada bawang putih sepanjang 1990 hingga awal 1988 silam.
Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017