Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyebut capaian opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas Laporan Keuangan Kementerian Pertanian pada tahun anggaran 2016 yakni Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) menjadi catatan sejarah.

"Capaian ini kami laporkan adalah sejarah di negeri kita, khususnya pangan. Jagung tidak ada impor sampai dengan hari ini, dan ini setelah puluhan tahun. Dulu kita impor 3,6 juta ton kurang lebih Rp10 triliun, sekarang nol. Ini prestasi," katanya dalam penyampaian Laporan Hasil Pemeriksaan BPK-RI di Jakarta, Senin.

Amran mengucapkan rasa terima kasih atas pemberian opini WTP yang diraih kementerian yang dipimpinnya.

Menurut dia, pencapaian tersebut menjadi salah satu hal yang dinantikan setelah sekian lama. Terlebih, capaian WTP itu menjadi yang pertama setelah sebelumnya Kementerian Pertanian kerap mendapat opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP).

Amran juga menuturkan, opini WTP didapat dengan segenap usaha keras.

"Jadi bukan begitu saja tiba-tiba muncul ini WTP. Dan kami janji kalau ada yang main-main di Kementan, artinya dia sudah siap tinggalkan Kementan," katanya.


"Berdarah-darah"

Anggota IV BPK Rizal Djalil dalam kesempatan yang sama mengatakan proses pencapaian WTP bagi Kementan dicapai dengan kerja keras dan "berdarah-darah".

Hal itu disampaikan menyusul kasus suap untuk mendapatkan opini WTP di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) dan BPK beberapa waktu lalu.

"Tidak ada upaya dan kegiatan yang melanggar etika. Ketemu saya saja susah kok. Jadi yakin dan percaya WTP ini tidak ada kaitannya dengan berita yang berkembang itu," katanya.

Rizal juga menekankan, publik tak perlu meragukan menteri dalam menyelesaikan semua pekerjaan di lapangan.

"Jangan ada keraguan soal itu. Kami bertanggung jawab. Saya siap berdebat dengan siapa pun. Apa yang kita sampaikan secara ilmiah kita pertanggungjawabkan," tegasnya.

Rizal mengatakan perhatian Presiden Jokowi terhadap pertanian sangat besar. Oleh karena itu, pangan menjadi prioritas utama dalam pembangunan pertanian.

"Alhamdulillah produksi kita meningkat, barang ada, hanya spekulan yang bermain," kata Rizal.

Sejumlah upaya yang dilakukan Kementan hingga mencapai opini WTP diantaranya menyempurnakan regulasi tentang teknis penatausahaan persediaan, petunjuk teknis akuntansi penerimaan negara bukan pajak (PNBP), jenis dan tarif jenis PNBP Kementan serta petunjuk teknis pengelolaan PNBP Kementan.

Upaya lainnya yakni dengan peningkatan sumber daya manusia di bidang keuangan serta pengembangan aplikasi pendukung laporan keuangan dan mempercepat penyelesaian atas pemeriksaan BPK tahun sebelumnya.

Kementan juga mengklaim bantuan pemerintah berupa benih, alat dan mesin pertanian hingga bantuan perluasan sawah berkontribusi dalam pencapaian tersebut.

Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017