Makassar (ANTARA News) - Pelatih Kepala PSM Robert Rene Alberts mengaku keberatan dan mengajukan protes dengan keputusan Perserui Serui memilih bermarkas dan menjamu lawannya di Bali dalam lanjutan kompetisi Liga 1.

Rene menilai langkah Perserui itu dinilai tidak adil bagi PSM yang sudah susah payah berangkat ke Serui, Papua pada pertandingan sebelumnya.

"Kami sudah merasakan susahnya berangkat ke Serui dan pada akhirnya bisa meraih poin disana. Namun sekarang tim-tim yang lain justru hanya menghadapi Perseru Serui di Bali setelah memutuskan pindah home," katanya di Makassar, Senin.

Perseru Serui memang perlu pindah kandang selama bulan Rramadan setelah pihak operator dan PSSI memutuskan laga Liga 1 2017 selama bulan puasa harus digelar pada malam hari atau setelah tawarih.

Sementara lampu Stadion Marora di Serui Papua tidak memenuhi standar atau pencahayaan untuk melaksanakan pertandingan malam seperti yang diputuskan sehingga pada akhirnya memilih bermarkas di Bali.

Pelatih asal Belanda itu mengatakan, pihaknya dalam tur ke Serui lalu memang telah banyak berkorban baik itu biaya akomodasi dan transportasi. Selain itu, pihaknya juga harus berorban tenaga karena jaraknya yang begitu jauh.

Bahkan salah satu pemain andalan PSM yakni Reinaldo Elias da Costa pada pertandingan tersebut pingsan setelah mendapatkan sikutan dari pemain lawan ketika memperkuat PSM dalam laga cukup panas tersebut.

Pemain itu, menurut dia, bahkan kejang-kejang sebelum akhirnya dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan termasuk diberikan oksigen. Setelah beberapa lama akhirnya sadar dan kemudian bisa dibawa ke hotel.

"Kami susah payah sehingga bisa mencuri poin di Serui. Tapi saat ini tim lain justru hanya terbang ke Bali dan mengambil poin," jelasnya.

Pewarta: Abd Kadir
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017