Sampit (ANTARA News) - RSUD dr Murjani Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah termasuk salah satu lokasi yang cukup parah dilanda banjir pada Jumat (2/6) malam, namun tidak sampai mengganggu pelayanan kepada pasien.
"Rawat inap aman, kamar operasi sementara juga aman," kata dr Yudha Herlambang, Wakil Direktur Bidang Pelayanan RSUD dr Murjani Sampit, Sabtu.
Saat banjir pada Jumat malam, air sempat menggenangi sejumlah ruangan seperti laboratorium, instalasi gizi, sebagian gudang farmasi dan sebagian selasar rumah sakit. Ruangan-ruangan yang terendam itu merupakan bangunan lama, sedangkan ruangan lainnya di bangunan baru, aman dari banjir.
Meski begitu, rendaman air itu membuat pegawai rumah sakit harus menyelamatkan peralatan kesehatan dan bahan makanan di dapur agar tidak rusak terendam air. Petugas dan keluarga pasien juga harus melewati selasar atau lorong rumah sakit yang terendam.
Halaman rumah sakit juga terendam cukup dalam. Bahkan musala yang berada di bagian depan area rumah sakit ikut terendam sehingga akitivitas ibadah pada Jumat malam sempat terganggu.
Sabtu pagi hingga siang, air mulai surut meski genangan halaman rumah sakit masih tergenang. Jika hujam deras kembali terjadi, banjir dikhawatirkan kembali terjadi.
"Mudah-mudahan tidak hujan lagi. Kalau banjir seperti tadi malam sangat susah keluar masuk. Beberapa ruangan juga saya lihat terkena banjir," kata Iman, salah satu keluarga pasien.
Pihak rumah sakit secara bertahap membenahi dan meningkatkan fasilitas rumah sakit, salah satunya juga untuk mengatasi banjir yang sering terjadi. Lantai bangunan-bangunan baru dibuat lebih tinggi sehingga aman dari banjir.
Banjir yang terjadi pada Jumat malam cukup parah dan merendam sejumlah kawasan permukiman. Bahkan ada warga yang memilih mengungsi ke rumah kerabat mereka maupun menginap di penginapan sambil menunggu air surut.
Pemerintah daerah menyebutkan banjir terjadi karena hujan deras bersamaan dengan pasang Sungai Mentaya yang menyebabkan air lamban mengalir ke sungai sehingga meluber ke jalan dan permukiman. Sebagian drainase juga kurang berfungsi maksimal karena tersumbat sampah atau terhalang material bangunan.
Bupati H Supian Hadi menyatakan akan membenahi secara total drainase di Sampit yang diperkirakan akan menghabiskan dana Rp80 miliar hingga Rp100 miliar. Jika ada bangunan milik warga yang menutup drainase maka akan dibongkar.
(T.KR-NJI/M019)
Pewarta: Norjani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017