"Siswa-siswi ini bukan hanya diisi otaknya, tetapi juga jiwanya serta gigihnya sebuah perjuangan. Saya yakin dengan tempaan dan kegigihan anak-anak di SMA Negeri Taruna Nala ini nanti akan muncul siswa-siswi unggul dan benar-benar siap untuk memasuki dunia yang penuh kompetisi," kata Presiden Jokowi ketika memberikan sambutan peresmian SMA Negeri Taruna Nala di Malang, Jawa Timur, Sabtu.
Selain itu, Jokowi juga mengingatkan agar para pendidik juga menyiapkan anak didiknya untuk siap melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sampai memiliki cita-cita membangun negeri ini ketika mereka dewasa.
Sementara itu Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengucapkan rasa terima kasihnya kepada Presiden Jokowi yang berkenan meresmikan sekolah para calon anak-anak hebat Indonesia ini.
"Salah satu misi kami adalah mewujudkan SDM yang andal, berakhlak mulia, dengan cara meningkatkan kualitas masyarakat Jatim lewat pendidikan yang inovatif dan bertaqwa pada Tuhan YME," ujar Soekarwo.
Ia menerangkan SMA Taruna Nala merupakan pecahan dari SMAN 10 Malang yang memiliki program "leadership academy" dari Sampoerna Foundation. Sekolah ini adalah SMAN pertama yang berbasis taruna yang berasrama, bahkan asramanya sangat baik sekali seperti hotel bintang tiga.
"Saya khawatir tarunanya nanti justru tidur terus. Untuk menyiapkan pemimpin masa depan yang religius, yang akademik dan nonakademik, sekolah menerapkan kurikulum bela negara dan kemaritiman yang bekerja sama dengan Angkatan Laut," tuturnya.
Soekarwo mengaku dirinya bersama KSAL memberi nama SMA Negeri Taruna Nala Jawa Timur, karena terinspirasi kebesaran Laksamana Nala dari Kerajaan Majapahit.
"Harapan kami mereka bisa melanjutkan ke AAL, Akpol, dan sekolah kedinasan dan menjadi anak-anak hebat, tangguh, dan nasionalisme seperti Laksamana Nala," ucapnya, berharap.
Gubernur mengatakan pada tahun elajaran 2017-2018, SMA Negeri Taruna Nala mendapat tanggapan positif. dari masyarakat luas. Tahun ini calon siswa yang mendaftar sebanyak 547 orang, namun karena keterbatasan daya tampung yang diterima 180 orang.
Jumlah keseluruhan siswa kelas 10 hingga 12 mencapai 412 siswa. Dari jumlah tersebut, 30 persen di antaranya dari kalangan keluarga kurang mampu (prasejahtera) dan berprestasi, sehingga dibebaskan dari biaya pendidikan dan dibiayai sepenuhnya oleh Pemprov Jatim.
"Bagi siswa mampu yang mencapai 70 persen itu membiayai dirinya sendiri. Kalau mereka juga dibiayai dari Pemprov, itu tidak adil," ucapnya.
(T.E009/C004)
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017
contoh mesin buat kemasan mungkin kurang diketahui sama para pembuat camilan usahanya kecil. padahal camilannya berpotensi secara nasional.