"Para leluhur kita Soekarno, Tjokroaminoto, Agus Salim dan yang lainnya, itu sudah berdebat keras. Dan mereka semua Islam," kata Ketum Depinas SOKSI Ade Komarudin dalam diskusi "Pancasila, agama dan negara" di Jakarta, Jumat.
Diskusi juga menghadirkan mantan ketua DPR Akbar Tandjung dilanjutkan dengan buka bersama dan taraweh bersama alumni Kahmi.
Lebih lanjut Akom menjelaskan sejak awal memang yang banyak berdebat orang Islam karena mayoritas. Jadi tambah Akom tidak bisa diragukan nuansa Islam mewarnai Pancasila.
"Soekarno tahu ada yang dilupakan para leluhur itu bahwa Islam di Indonesia itu ada santri dan abangan," kata Akom.
Disitulah tambah Akom, pendapat Bung Karno yang menyatukan semua kepentingan itu bisa diterima semua pihak. Pidato Soekarno pada 1 Juni itu yang menjadi tonggak sejarah bagi terbentuknya bangsa ini.
"Bung Karno bisa dengan tepat merumuskan pada pidato 1 Juni itu," kata Akom.
Sementara Akbar Tandjung menegaskan bahwa Pancasila bisa mengakomodasi semua kepentingan eleman bangsa.
"Dan Pancasila itu bisa diterima semua pihak," kata Akbar.
Dalam momentum seperti sekarang ini tambah Akbar yang diperlukan sosialisasi Pancasila agar lebih masif lagi. Menurut Akbar Pancasila sudah terbukti menjadi pemersatu bangsa.
"Saat ini momentum yang tepat untuk mensosialisasikan Pancasila " kata Akbar.
Pewarta: Jaka Suryo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017