Tangerang (ANTARA News) - Sebanyak 10 desa di kawasan pantai utara (pantura) Kabupaten Tangerang, Banten saat ini mengalami abrasi serius akibat pengikisan pantai oleh ombak perairan Laut Jawa dan kondisinya sangat memprihatinkan karena banyak rumah penduduk dan tanaman keras lainnya dihantam gelombang. Pemantauan ANTARA News, Sabtu, abrasi yang terjadi di pantura berada di enam kecamatan yakni Kecamatan Kosambi, Teluknaga, Sukadiri, Kemiri, Kronjo dan Pakuhaji dan setiap hari tanah yang tergerus ombak terus meluas menjorok ke darat. "Hampir tiap hari tanah terkikis dan ada saja tanaman keras berupa kelapa dan pohon pelindung yang tumbang diterjang ombak," kata Carkiman (42) warga Desa Karang Serang Kecamatan Sukadiri. Dia mengatakan, untuk mengurangi kecepatan gelombang itu pihaknya melakukan penumpukan batu untuk memecah ombak tapi tidak maksimal karena kerasnya hantaman. Dalam tiga pekan terakhir ini sudah sekitar 1,8 meter lahan milik nelayan yang diterjang ombak sehingga pohon kelapa yang siap panen tumbang. Pendapat senada juga diutarakan Susanto Jabri (39) warga Desa Kramat yang belakang rumahnya sudah mendekati bibir pantai padahal sembilan bulan lalu masih ada jarak sekitar 20 meter dari pantai. Sedangkan abrasi terparah berada di Desa Karang Serang dan Desa Kramat Kecamatan Pakuhaji karena areal pantai itu letaknya lebih landai ketimbang daerah lainnya. Penyebab abrasi karena banyaknya pohon bakau (mangrove) yang ditebang oleh warga setempat untuk bahan kayu bakar memenuhi kebutuhan memasak makanan akibat mahalnya minyak tanah menyalakan kompor. Bahkan Pemkab Tangerang beberapa waktu lalu pernah mengerjakan proyek turap mengunakan bambu di pantura tapi hasilnya belum memadai. Demikian pula guna mengurangi kecepatan gelombang, di bibir pantai disusun batu belah mengunakan kawat, namun akibat kuatnya terjangan gelombang, maka sebagian batu akhir berderakan di dasar laut. Sementara itu, Bupati Tangerang, H. Ismet Iskandar mengatakan dirinya prihatin terhadap gelombang pasang yang menghantam kawasan pantura belakangan ini sehingga merugikan penduduk terutama para nelayan. Pihak Pemkab Tangerang, katanya, sudah peduli terhadap masalah ini dengan memasang batu belah tersusun kawat tapi gelombang besar sulit untuk dijinakkan karena adanya kekuatan alam. Dia berharap agar penduduk yang berada di dekat pantai supaya secepatnya pindah ke lokasi yang lebih aman agar dapat menghindari bencana.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007