Yerevan (ANTARA News) - Jam menunjukkan pukul 08.00 pagi ketika Ohannes Stepanian, pria berbadan tinggi besar, datang ke hotel penginapan di Jalan Sayyat Nova di Yerevan, Armenia, minggu lalu.
Dengan sopan Ohannes kemudian memperkenalkan diri sebagai pemandu yang akan menemani Antara untuk menjelajahi berbagai tempat wisata yang ada di berbagai lokasi di Armenia.
"Sayang pagi ini cuaca agak mendung. Baru dua hari ini turun hujan, padahal sebelumnya cuaca selalu cerah. Tapi mudah-mudahan siang nanti kembali cerah sehingga Anda bisa menikmati keindahan Armenia," kata Ohannes mengawali pembicaraan.
Mobil VW Caravelle warna hitam yang dikendarai Ohannes pun meluncur ke arah selatan Ibukota Yerevan menuju tujuan pertama, yaitu Khor Virap, kompleks biara dan pemakaman yang dibangun pada abad ke-17.
Khor Virap yang dalam bahasa Armenia berarti penjara bawah tanah, merupakan kompleks biara yang lokasinya paling dekat dengan perbatasan Turki. Dari komplek itulah, pemandangan Gunung Ararat yang menjadi simbol bagi negara Armenia, terlihat dengan jelas.
Tapi hari itu, awan ternyata masih menutupi sebagian puncak Ararat yang selalu diselimuti salju abadi.
"Anda ternyata kurang beruntung karena tidak bisa menyaksikan dan mengabadikan Gunung Ararat dengan jelas, padahal inilah lokasi paling dekat dan paling strategis," kata Ohannes.
Meski berada di wilayah Turki, Gunung Ararat sudah menjadi simbol negara Armenia dan hampir seluruh kegiatan masyarakat selalu dihubungkan dengan gunung yang dianggap keramat tersebut.
Khor Virap dikenal sebagai biara dan tempat ziarah untuk menghormati Gregory The Illuminator, pemimpin pertama Gereja Apostolik Armenia. Ia adalah pemimpin agama yang berjasa menjadikan Kristen sebagai agama resmi Armenia pada 301.
Yang menarik dari biara Khor Virap adalah lokasinya yang terletak di atas bukit dengan pemandangan padang rumput yang menghampar luas.
Sekilas, biara Khor Virap lebih menyerupai benteng pertahanan dibanding tempat ibadah karena bentuk bangunan dengan tembok tinggi dan pintu gerbang yang agak sempit.
Menurut sejarah, kompleks biara atau gereja lebih dari sekadar tempat ibadah, namun juga berfungsi sebagai pusat ilmu pengetahuan, di mana mereka yang sedang menimba ilmu harus dilindungi dari serangan luar.
Tujuan selanjutnya adalah kompleks biara Noravank yang dibangun pada abad ke-13 dan seperti halnya biara Khor Virap, juga dibangun di atas bukit batu dengan latar pemandangan alam yang indah.
Suasana di kompleks biara tersebut tampak hiruk-pikuk oleh sekitar 50-an anak-anak seusia SD yang sedang berwisata. Ternyata mereka adalah rombongan turis dari Amerika Serikat yang merupakan keturunan diaspora Armenia.
Vardan Sargian, staf diplomat Armenia yang ikut menemani perjalanan tersebut mengatakan bahwa pada musim liburan, anak-anak keturunan Armenia berkunjung ke tanah leluhur nenek moyang mereka.
"Sebagai informasi, total orang Armenia adalah sepuluh juta dan tujuh juta di antaranya berada di luar Armenia dan tersebar di seluruh dunia," kata Vardan yang sejak tiga tahun lalu bertugas di Kedutaan Besar Armenia di Jakarta.
Biara atau monasteri Noravank yang dalam bahasa Armenia berarti biara baru, terletak 122 km dari Yerevan dan berada di lembah Sungai Amaghu, dekat kota Yeghegnadzor.
Biara Noravank terkenal dengan bangunan dua tingkat yang dilengkapi dengan tangga batu di sisi dinding depan. Di tangga itulah para turis biasa berfoto bersama dalam posisi berdiri berjejer.
Khor Virap dan Noravank hanyalah salah satu dari ratusan biara peninggalan sejarah ratusan tahun perjalanan agama Katholik Apostolik di Armenia.
Biara lain yang tidak kalah indah dan menyimpan sejarah masa lampau adalah Garni, Geghard, gereja Etchmiadzin, Zvarnot, Haghpat, Tatev, Sanahin, Odzun, dan banyak lagi.
Begitu banyaknya bangunan komplek biara bersejarah yang dibangun sejak ratusan tahun lalu dan sebagian masih tetap berfungsi sebagai rumah ibadah, Armenia pun lekat dengan julukan "museum lapangan terbuka" atau "tanah legenda".
Armenia tidak hanya menyuguhkan wisata sejarah tapi juga memiliki tempat tujuan wisata alam lainnya yang tidak kalah eksotik, di antaranya daerah resort Tsaghkadzor yang menjadi favorit bagi pecinta ski di musim dingin, atau Danau Sevan yang memiliki luas lima persen dari total luas 29,743 km persegi Armenia.
Oleh Atman Ahdiat
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017