Teheran (ANTARA News) - Iran mengatakan Amerika Serikat (AS) sebaiknya mengaku "gagal" atas kebijakan mengenai Irak jika menginginkan hasil dari pertemuan Teheran dengan Washington yang akan segera berlangsung untuk membahas keamanan Irak. "Jika AS mengaku gagal atas kebijakan mereka di Irak, jika mereka mempunyai kemauan serius untuk memperbaiki situasi saat ini, dan menolong rakyat serta pemerintah Irak dalam menimbulkan siatusi yang aman, pembicaraan ini dapat berhasil dan mendatangkan harapan," kata Menteri Luar Negeri Iran Manouchehr Mottaki kepada para wartawan, Jumat seperti dilansir AFP. Para utusan AS maupun Iran akan bertemu di Baghdad pada 28 Mei untuk membicarakan keamanan Irak dan hal itu diyakini sebagai pertemuan setingkat duta besar yang pertama kali sejak kedua negara mulai bermusuhan 30 tahun lalu. Mottaki mengatakan, Iran akan mengirim seorang "diplomat berpengalaman mantan duta besar" untuk bertemu duta besar AS di Baghdad, Ryan Crocker. Kedua negara bersikeras perbincangan itu dibatasi hanya untuk membahas keamanan Irak dan Mottaki mengatakan mereka tidak akan membahas pembebasan tujuh warga Iran yang pada Januari ditangkap pasukan AS di Irak. "Pembicaraan 28 Mei hanya akan berkisar pada persoalan Irak dan langkah untuk membantu keamanan di sana," kata Mottaki setelah menemui keluarga para warga Iran yang ditahan pasukan AS itu. Iran bersikeras bahwa warganya yang ditahan adalah diplomat konsulat. Dia menyerahkan kepada pejabat Irak untuk mendesak pembebasan warganya yang dituduh intelijen oleh AS. Mottaki mencatat bahwa Menteri Luar Negeri Irak, Hoshyar Zebari, bulan lalu mengisyaratkan para tahanan itu mungkin dibebaskan pada bulan Khordad dalam penanggalan Iran (22 Mei sampai 21 Juni penanggalan masehi). "Mr Zebari mengatakan AS menginginkan para tahanan itu dibebaskan bulan Khordaad." Mottaki menambahkan bahwa kementerian luar negeri Iran sedang bersiap "menuntut gantirugi dari AS yang menyerbu konsulat di Arbil dan maupun gantirugi akibat penutupan tempat tersebut." AS menuduh Iran, yang mayoritas Syiah, menghasut agar terjadi kekerasan sektarian di Irak. AS Juga menuduh Teheran memasok para pejuang Irak dengan bom tepi jalan, yang telah membunuh dan membuat cacat banyak tentara AS. Iran menyangkal tuduhan itu dan menyalahkan "pendudukan" AS sebagai penyebab ketidakamanan dan ketidakstabilan di Irak.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007