Jakarta (ANTARA News) - Komunitas Bulu Tangkis Indonesia yang terdiri dari mantan-mantan atlet bulu tangkis nasional menggelorakan semangat Pancasila menyusul keprihatinan terhadap pesan-pesan bernada kebencian suku, agama, ras, dan antargolongan terutama dalam media sosial di Internet.
"Kami memang sebagian kecil elemen bangsa Indonesia. Kami merasa terpanggil untuk ikut menjaga Republik Indonesia karena kami dulu telah berjuang semata-mata hanya untuk mengantarkan Merah-Putih meraih gelar juara di pentas dunia," kata penggagas Komunitas Bulu Tangkis Indonesia Hariyanto Arbi di Jakarta, Kamis.
Haryanto mengatakan pesan-pesan hasutan dan kekerasan yang muncul mengingatkannya terhadap kerusuhan Mei 1998 di Jakarta, ketika tim Piala Thomas 1998 berhasil meraih gelar juara di Hong Kong.
"Kami adalah warga negara Indonesia. Loyalitas kami untuk bangsa dan negara meskipun suku, agama, budaya, dan strata kami berbeda dalam tim Thomas 1998. Kami saat itu menang 3-2 atas Malaysia dan kembali merebut Piala Thomas," kata juara All England 1993, 1994, dan peraih gelar Juara Dunia 1995 di Swiss itu.
Arbi mengatakan semangat persatuan antar-anggota tim Piala Thomas 1998 tidak terpengaruh kondisi Ibu Kota Indonesia yang sedang mengalami kerusuhan.
"Piala Thomas 1998 itu kami dedikasikan sebagai perekat bangsa yang saat itu terpecah dan terkoyak. Kami berjaya karena Pancasila. Kami semakin kuat karena Bhineka Tunggal Ika," kata Arbi.
Komunitas Bulu Tangkis Indonesia terdiri dari mantan-mantan atlet yang pernah mengharumkan Tanah Air dalam berbagai kejuaraan internasional. Mereka antara lain Tan Joe Hok, Rudi Hartono, Liem Swe King, Rudy Heryanto, Imelda Wigoena, Eddy Hartono, Ivana Lie, Rosiana Tendean, Susy Susanti, Alan Budi Kusuma, Ricky Soebagja, Chandra Wijaya, hingga Taufik Hidayat.
Salah satu legenda bulu tangkis Indonesia Tan Joe Hok mengatakan persebaran pesan-pesan bernada kebencian dan hasutan untuk memecah belah bangsa tidak dapat disepelekan karena akan memengaruhi semangat olahraga Indonesia dalam kejuaraan-kejuaraan dunia.
"Sebagai olahragawan yang telah turut berjuang untuk mengharumkan nama bangsa dan negara Indonesia, kami mendukung penuh seluruh upaya Presiden Joko Widodo untuk memulihkan situasi dan mendukung Pancasila serta Bhineka Tunggal Ika," ucap Tan Joe Hok yang turut masuk dalam tim Piala Thomas 1958 di Singapura.
"Kami memang tidak lagi nomor satu dalam bidang olahraga. Tapi, kami akan terus berusaha untuk mengembalikan kejayaan bulu tangkis Indonesia," ujar Tan Joe Hok, menegaskan.
Komunitas Bulu Tangkis Indonesia menyatakan dukungan mereka kepada Pemerintah Indonesia untuk menegakkan hukum terhadap para penyebar pesan-pesan kebencian maupun pihak-pihak yang ingin mengganti Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Bhineka Tunggal Ika.
(T.I026/C004)
Pewarta: Imam Santoso
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017