Jakarta (ANTARA News) - Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) KH Maman Imanulhaq mengatakan puasa Ramadhan mengajarkan umat untuk menjauhi terorisme dan menciptakan ketenteraman.
Menurut dia, puasa Ramadhan adalah ajakan keimanan dan kekuatan iman yang melahirkan sosok atau pribadi yang amanah dan tidak khianat, termasuk tidak khianat pada komitmen kebangsaan dan kemanusiaan.
"Itu akan membuat rasa aman, tenteram pada lingkungan dan pada diri sendiri. Bila seseorang memahami hal itu, tentu tidak akan ada orang Muslim yang berbuat kekerasan, apalagi melakukan aksi terorisme," kata Maman di Jakarta, Kamis.
Sebaliknya, kata pengasuh Pondok Pesantren Al Mizan, Majalengka, Jawa Barat itu, bila seseorang jiwanya tidak tenang dan terus menciptakan teror, rasa tidak aman, maka sesungguhnya dia telah berkhianat.
"Dengan demikian bila ada teroris yang mengatakan dirinya sebagai orang yang menegakkan agama dan kemanusiaan, sebenarnya itu bertentangan dengan nilai-nilai iman karena dia berkhianat pada komitmen kemanusiaan dan keislaman," kata dia.
Ia mengatakan Islam selalu menekankan bahwa seorang Muslim yang baik adalah yang bisa menjaga Muslim yang lain selamat dari ucapannya, caci maki, fitnah, juga gerakan tangannya, termasuk mengangkat senjata kepada sesama Muslim.
Menurut dia, komitmen-komitmen itulah yang seharusnya muncul di bulan Ramadan sehingga tidak ada orang yang menciptakan teror, melakukan teror, dan membuat orang lain tidak tenang.
Selain itu, kata Maman, secara definitif puasa bermakna menunda kesenangan. Selama berpuasa Ramadan umat Muslim diperintahkan untuk selalu menahan diri baik ucapan, gerakan, termasuk menahan diri untuk tidak menyebarkan berita hoax, fitnah, dan sebagainya.
"Ini kesempatan besar sehingga Ramadhan akan melahirkan pribadi yang mampu berpikir lebih jernih dan mampu menciptakan ketenangan, keamanan, serta perdamaian itu sendiri," katanya.
Puasa, kata Maman, juga bertujuan menciptakan individu yang bertakwa yang selalu punya prinsip universal menjunjung tinggi HAM dan menguatkan kembali nilai persaudaraan antarsesama umat Islam, antarwarga bangsa, dan antarumat manusia.
"Orang yang bertakwa adalah orang yang mampu menciptakan nilai-nilai perdamaian itu sendiri, bukan melawan pemerintah dan menyebarkan kebencian," kata Maman.
Maman yang juga anggota DPR RI dari Fraksi PKB itu mengatakan bahwa hari ini seluruh negara di dunia mengalami persoalan sama terkait dengan terorisme.
"Maka Ramadhan menjadi momentum bagi kita untuk memerangi teroris karena teroris tidak ada kaitannya dengan agama apa pun, negara mana pun, keyakinan mana pun, tapi terorisme adalah musuh kemanusiaan yang harus kita lawan dengan cara masif dan sistematik," katanya.
Ia meminta langkah penanggulangan terorisme juga dilakukan dengan mewaspadai sel-sel teroris yang sepertinya kelihatan mati, tapi akan bangkit dan mengajak melawan pemerintah yang sah, menyebarkan kebencian, membunuh aparat, dan sebagainya.
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017