"Kita harus menjadi mata dan telinga negara untuk selalu mengawasi Pancasila sehingga kalau ada penyelewengan-penyelewengan di tempat lain, kita berada pada garis paling depan untuk mengamankan," katanya di Semarang, Kamis.
Permintaan tersebut disampaikan Ganjar usai menjadi inspektur upacara pada peringatan Hari Lahir Pancasila di tingkat Provinsi Jateng.
Menurut Ganjar, peringatan Hari Lahir Pancasila ini mengingatkan bahwa proses lahirnya Pancasila tidak serta merta, tapi melalui penggalian pemikiran kesadaran batin apa yang ada di masyarakat oleh para pendiri bangsa.
"Tentu saja ini cerminan dari nilai-nilai yang dikandung dan digali dari bumi pertiwi, maka sepakat kita akan mengamalkan serta melaksanakan Pancasila," ujarnya.
Ganjar menegaskan bahwa sampai hari ini Jateng tetap menancapkan dan memantabkan diri menjadi bentengnya Pancasila.
Sesuai pesan dari Presiden Joko Widodo, kata dia, setiap warga negara, termasuk warga Jateng, harus menjaga toleransi, ber-Bhinneka Tunggal Ika, dan turut serta dalam budaya gotong royong.
"Mudah-mudahan, apa yang kita amalkan ini menjadi tameng bersama ketika ada radikalisme. Istilah saya, kanan pol atau kiri pol tidak boleh, semua harus masuk pada frame Pancasila," katanya.
Usai upacara peringatan Hari Lahir Pancasila, Ganjar menyaksikan bersama film Pantja Sila di Universitas Negeri Semarang.
Pewarta: Wisnu Adhi N
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017