Beijing (ANTARA News) - Industri dirgantara multinasional Airbus Helicopters menjalin kemitraan strategis dengan China melalui pembangunan pabrik perakitan pertamanya yang saat ini sedang berlangsung.
CEO Airbus Helicopters Guillaume Faury disela peletakan batu pertama mengatakan bahwa pembangunan pabrik perakitan helikopter jenis H135 di Qingdao, Provinsi Shandong, merupakan yang pertama kalinya dibangun di China.
Dengan biaya investasi lebih dari 10 juta Euro (11,21 juta dolar AS), pembangunan pabrik tersebut diperkirakan rampung pada 2018, demikian kata Faury sebagaimana dikutip China Daily di Beijing, Rabu.
Berdasarkan kerangka kerja sama yang ditandatangani pada bulan Juni tahun lalu, sekitar 100 unit Airbus H135 akan dirakit selama 10 tahun mendatang dan pesawat pertama mulai tersedia di Qingdao pada pertengahan 2019.
Kapasitas produksi pabrik perakitan tersebut diperkirakan mencapai 18 unit helikopter per tahun dan akan dapat ditingkatkan pada perkembangan selanjutnya.
Faury menjelaskan bahwa proyek barunya itu menandai peningkatan kerja sama global sekaligus sebagai komitmen untuk meningkatkan kerja sama dengan China yang industri kedirgantaraannya meningkat pesat.
"Kami yakin proyek ini akan saling menguntungkan dalam memenuhi permintaan konsumen lokal seiring dengan makin pentingnya pelayanan helikopter," katanya.
Fasilitas produksi baru yang berlokasi di Jimo Hi-Tech Industrial Development Zone itu akan dioperasikan oleh Airbus Helicopters dan Qingdao United General Aviation Co Ltd yang merupakan perusahaan patungan antara China Aviation Supplies Holding Co (CAS) dan Qingdao United General Aviation Industrial Development Co Ltd.
Airbus Helicopters masih memegang saham mayoritas sebesar 51 persen dalam perusahaan tersebut.
"Pabrik perakitan H135 ini merupakan salah satu contoh meningkatnya kerja sama China-Eropa yang berperan penting dalam mendukung perkembangan indutsri kedirgantaraan China," kata CEO CAS Li Hai.
H135 merupakan helikopter ringan bermesin ganda yang dapat menjalankan misi operasi pelayanan kegawatdaruratan kesehatan, SAR, patroli keamanan, pemadam kebakaran, dan pariwisata.
Sampai saat ini, lebih dari 1.200 unit helikopter yang masuk dalam seri H135 telah beroperasi secara internasional.
Pada 2016, China telah menjadi pasar terbesar Airbus Helicopters. Dalam dua tahun mendatang permintaan helikopter bermesin ganda diperkirakan mencapai 600 unit seiring dengan meningkatnya pelayanan kedaruratan kesehatan, pelayanan umum, dan sektor industri lainnya di China.
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017