Quito (ANTARA News) - Presiden baru dari sayap kiri Ekuador Lenin Moreno, Senin, mengatakan bahwa Julian Assange adalah "peretas", namun tetap mengizinkannya tingga di Kedutaan Besar Ekuador di London.
Itu adalah pernyataan terkeras Moreno bagi pendiri Wikileaks tersebut.
Moreno, yang dilantik pada awal bulan ini, mengambil sikap berbeda dengan guru dan pendahulunya, Rafael Correa, yang pernah mengatakan Assange adalah "wartawan" dan memberikan suaka di London pada 2012 untuk menghindari pemulangan ke Swedia atas tuduhan perkosaan.
Assange, yang membantah tuduhan tersebut, takut akan Swedia menyerahkan dirinya ke Amerika Serikat untuk menghadapi penuntutan atas terbitan WikiLeaks, yang berisi ribuan rahasia militer dan dokumen diplomatik. Wikileaks adalah salah satu kebocoran informasi terbesar dalam sejarah Amerika Serikat.
Selama kampanye tersebut, Moreno telah menjadi sikap yang lebih tangguh pada Assange, memperingatkannya "untuk tidak campur tangan dalam politik" negara-negara yang bersahabat dengan Ekuador.
"Assange adalah seorang peretas. Itu adalah sesuatu yang kami tolak, dan saya secara pribadi menolak," kata Moreno kepada wartawan pada Senin.
"Tapi saya menghormati situasinya, yang membutuhkan penghormatan pada hak asasi manusia, tapi kami juga meminta agar dia menghormati situasinya," katanya.
Assange terhindar dari pengusiran dari kedutaan Ekuador di London setelah pada pemilihan umum Ekuador yang dilangsungkan pada April kandidat sayap kanan yang telah bersumpah untuk mengusir dia dari kedutaan kalah dari Moreno.
Meski begitu, pemilihan presiden yang ketat menyoroti bagaimana rentannya Assange jika sebuah pemerintahan berganti.
Pada Mei, jaksa Swedia menghentikan penyelidikan atas tuduhan pemerkosaan tapi polisi Inggris mengatakan Assange masih akan ditangkap jika dia meninggalkan kedutaan besar Ekuador, tempat dia bersembunyi selama lima tahun.
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2017