Jakarta (ANTARA News) - Fenomena alam berupa gelombang pasang melanda kawasan pantai di Indonesia, mulai dari pesisir barat provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) hingga ke pantai-pantai yang menjadi incaran turis mancanegara di Pulau Bali sepanjang Jumat.Menurut laporan ANTARA dari sejumlah daerah sejak Kamis hingga Jumat petang, gelombang laut dalam berbagai level ketinggian cukup mengejutkan warga yang tinggal di kawasan pesisir.Kepanikan terutama karena adanya kekhawatiran atas kemungkinan terjadinya bencana tsunami, apalagi hari Kamis kawasan Banten sempat diguncang gempa tektonik.Pada Kamis (18/5) seorang tewas di Kawasan wisata pantai Lhoknga Kabupaten Aceh Besar. Jimmi Anwari (17) siswa MAN Rukoh Darussalam Banda Aceh diseret gelombang saat rekreasi bersama teman-temannya. Akibat gelombang pasang di berbagai kawasan pantai tersebut kerugian besar dialami terutama oleh para nelayan yang tidak bisa melaut atau karena perahunya rusak diterjang gelombang. Di Kabupaten Aceh Barat, sedikitnya sepuluh desa dalam wilayah Kecamatan Johan Pahlawan (Meulaboh) dan Samatiga, kembali diterjang gelombang laut pasang sehingga ribuan warga terpaksa diungsikan. Bencana gelombang laut pasang tersebut merupakan yang ketiga kali sepanjang Mei 2007, setelah dua kali sebelumnya menerjang Desa Padang Sirahet, Kampung Pasir, Kampung Belakang dan Desa Suak Indrapuri, dan Johan Pahlawan/Meulaboh, ibukota Kabupaten Aceh Barat. Di Sumatera Barat, gelombang pasang setinggi rata-rata tiga meter menghantam pantai Kota Padang, Kabupaen Agam, dan Pasaman Barat. Ratusan rumah rusak akibat bencana tersebut. Menurut kepala bidang Kesiagaan Kesbang Linmas Sumbar, Ade Edward, pasang laut itu merupakan fenomena alam rutin di daerah pinggiran pantai Sumbar tiap tahunnya, namun kejadian kali ini merupakan terbesar kurun waktu lima tahun terakhir. Sementara itu di Pulau Jawa, dilaporkan terjadinya gelombang pasang mulai dari Pelabuhan Ratu, Sukabumi (Jabar), pantai selatan Jateng dan Yogyakarta, hingga di pantai Pacitan (Jatim). Di Bantul (DIY) pada Jumat pagi gelombang pasang mencapai delapan meter dan air laut meluncur hingga sejauh 200 meter ke daratan. Kawasan pantai Parangtritis dan Saman yang banyak dikunjungi wisatawan juga tidak luput dari hantaman gelombang pasang tersebut. Di Pantai Pelabuhan Ratu dan pantai-pantai ke selatan Kabupaten Sukabumi, hingga Jumat sore gelombang pasang masih belum juga reda. Gelombang yang melanda sejak Kamis tersebut, telah merusakkan ratusan rumah, menghentikan aktifitas nelayan dan mengganggu perekonomian rakyat di sekitar pantai. Menurut ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Sukabumi, Badri Suhendi, total kerugian sudah mencapai Rp1 miliar, termasuk hanyutnya sekitar 50 ton rumput laut yang sedang dibudidayakan. Di Bali, gelombang pasang seolah-oleh mengepung pulau Dewata yang memiliki pantai-pantai yang indah tersebut.Pantai Kedonganan, Jimbaran, Kuta, Legian, Kabupaten Badung, dan Pantai Sanur di kota Denpasar dihantam gelombang pasang setinggi 3-4 meter. Belum ada laporan korban jiwa, namun di sejumlah kawasan perkampunan nelayan, di antarannya di kabupateng Badung dan panttai Kedonganan, sejumlah rumah dan perahu terseret ombak. Fenomena alam ini mendesak petugas keamanan di kawasan wisata di Bali untuk bersiaga dan mengingatkan para turis agar tidak berenang. Menurut Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), gelombang pasang yang terjadi Pantai Selatan dan Utara pulau Jawa merupakan fenomena alam biasa yang terjadi akibat akumulasi "alun" atau hembusan angin yang terjadi di lokasi lain (swell) yang biasa terjadi pada pergantian musim. "Gelombang pasang di pantai selatan dan utara adalah fenomena alam biasa, gelombang besar tanpa hembusan angin di sekitar pantai. Sepertinya misterius namun sebenarnya gelombang itu akibat alun atau swell," kata Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika Stasiun Geofisika Bandung, Hendri Subekti. Gelombang itu, kata dia, akibat tumbukan angin dengan permukaan air laut di tengah Samudera Hindia yang bergerak dari arah tenggara dengan kecepatan antara 20-25 knot. Ia juga mengingatkan bahwa fenomena itu bisa berlangsung beberapa hari, sehingga Sabtu atau Minggu ini gelombang pasang masih tetap perlu diwaspadai.(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007