Sulit untuk mengatakan targetnya."

Jakarta (ANTARA News) - Taliban membantah bertanggung jawab dan berada di belakang insiden serangan bom besar di Kabul, Ibu Kota Afghanistan, Rabu, yang setidak-tidaknya merenggut 80 nyawa dan melukai lebih dari 350 orang.


Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid, seperti dikutip dari Reuters, mengatakan bahwa pejuang mereka tidak terlibat dalam serangan mematikan itu.


Dia juga menyebutkan bahwa Taliban mengecam serangan tidak bertarget secara jelas yang menyebabkan jatuhnya korban sipil. (Baca juga: Korban bom besar di Kabul jadi 80 orang)


Ledakan tersebut, yang merupakan salah satu insiden paling mematikan di Kabul dan mengguncang pada awal bulan Ramadan, terjadi di dekat pintu masuk kedutaan besar Jerman yang biasanya padat lalu lintas di waktu kejadian, kata juru bicara kepolisian Kabul, Basir Mujahid.


"Itu adalah bom mobil di dekat kedutaan besar Jerman, tetapi ada beberapa kantor penting lainnya di sekitar sana. Sulit untuk mengatakan targetnya," katanya kepada Reuters.


Ledakan itu berdaya ledak sangat kuat sehingga menghancurkan dan membuat pintu-pintu bangunan terlempar ratusan meter. Sejumlah laporan mengatakan bahan peledak disembunyikan di dalam tanki air.

Sejauh ini belum ada laporan resmi apakah di antara para korban ada warga negara asing atau tidak, karena kawasan musibah itu dikenal banyak dilalui orang-orang yang bekerja di lembaga internasional dan kedutaan besar di Kabul. (Baca juga: Kemlu: tidak ada WNI korban ledakan di Kabul)

Pewarta: Try Reza Essra
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017