Denpasar (ANTARA News) - Untuk pertama kalinya TVRI memproduksi sebuah program siaran yang diberi nama Indonesia Travel Channel (ITC), yang menayangannya tidak hanya untuk pemirsa di dalam negeri tetapi juga di sejumlah negara lain di dunia. "Kita rencanakan mata acara siaran yang satu ini ke depannya dapat mendunia, sehingga masyarakat internasional lebih mengenal Indonesia dari sisi kebudayaan dan keindahan alam yang dimiliki," kata Direktur Pengembangan dan Usaha TVRI, Dr Ir Hempi Hartomo Prajudi, di Denpasar, Jumat malam. Ketika melakukan peluncuran program yang juga disebut TV Pariwisata itu, Dr Hempi menyebutkan, sebagai langkah awal, mata tayangan yang baru ini hanya dapat dinikmati oleh pemirsa yang ada di Bali. "Jadi pada awalnya program ini baru hanya dapat disaksikan di wilayah Pulau Dewata melalui siaran yang dapat diakses pada channel 29 UHF," ucapnya. Dikatakan, setelah penayangan lewat Stasiun TVRI Bali dapat dilakukan dalam beberapa bulan, selanjutnya akan disusulkan untuk dapat tersiarkan melalui stasiun-stasiun TVRI yang tersebar di 26 daerah di Indonesia. "Setelah 26 stasiun itu dapat menayangakan program tersebut secara sempurna, maka kanal khusus yang mengangkat masalah pariwisata Indonesia itu akan mulai disebarluaskan ke sejumlah negara lain di dunia," kata Hempi bersemangat. Ia menyebutkan, penayangan mata siaran ITC itu dapat dilakukan TVRI ke sejumlah negara lain dengan menggunakan jasa satelit. "Nanti kita tentukan satelit mana yang dapat kita sewa untuk kepentingan itu," ucapnya. Selain lewat satelit, penayangan produk ITC juga akan dilakukan melalui sejumlah stasiun televisi yang ada di negara lain, yang untuk langkah awal akan dilakukan dengan stasiun-stasiun TV yang ada di negara-negara Eropa dan Asia. I Gede Ardika, mantan Menteri Pariwisata, menyatakan menyambut baik dilakukannya progam yang khusus menayangkan masalah kepawiwisataan Indonesia ke luar negeri. "Ini sangat positif. Untuk itu saya harapkan program ini betul-betul dapat memikat dan menjadi daya tarik tesendiri bagi pemirsa di negara lain," ucapnya. Dengan demikian, lanjut Ardika yang kini menjadi pengamat masalah pariwisata, buah karya ITC sebantiasa akan diburu dan dibeli stasiun-stasiun televisi asing. "Kita sudah saatnya mamu memproduksi mata siaran televisi yang diburu dan dibeli stasiun-stasiun televisi di negara lain, sehingga tidak seperti sekarang, kita yang beli dari negara lain," ujarnya. Ardika mengaku optimis, program ITC yang diproduksi TVRI bekerja sama dengan Titik Communications (TC), pada gilirannya akan dibeli oleh stasiun-stasiun televisi asing. "Dengan begitu, tidak hanya kita punya mata dagangan tersendiri di dunia pertelevisian, tetapi juga dapat mendatangkan keuntungan ganda, yakni masalah keindahan dan keunikan pariwisata Indonesia akan lebih dikenal di mancanegara," kata Ardika, menjelaskan. Hadir pada acara peluncuran program ITC tersebut, Kadisparda Bali Drs Gede Nurjaya MM, Ketua PHRI Bali Cok Oka Sukawati, Direktur Layanan Klien TC, dr Lula Kamal, serta Kepala Stasiun TVRI Bali Dwi Mahenny dan undangan lainnya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007