Utang Indonesia kalau dibandingkan dengan berbagai negara tidak termasuk tinggi."
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengemukakan bahwa porsi utang Indonesia mengalami pertumbuhan cepat, dan hingga saat ini mencapai kisaran Rp3.667,41 triliun, karena pemerintah sedang mendorong kinerja pembangunan.
"Tumbuh cepat, karena kita memang mendorong betul pembangunan," ujarnya di Jakarta, Selasa.
Meski porsi utang pemerintah saat ini telah mencapai Rp3.667,41 triliun, ia menjelaskan bahwa rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia masih rendah dibanding negara maju maupun negara berkembang lainnya.
"Utang Indonesia kalau dibandingkan dengan berbagai negara tidak termasuk tinggi. Dia masih ada di rasio 30 persen terhadap PDB. Itu masih di bawah kebanyakan negara," katanya.
Darmin mengemukakan pemerintah telah berupaya mengurangi porsi utang dalam mendorong kinerja pembangunan, yaitu dengan mengundang keterlibatan swasta maupun badan usaha.
Menurut dia, melalui skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) tersebut, maka beban anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dalam membangun infrastruktur akan sedikit berkurang.
"Pemerintah memang berusaha supaya pembangunan infrastruktur jangan membebani APBN terlalu besar. Kalau Anda melihat sekarang banyak pembangunan, untuk air minum, jalan tol dengan KPBU, itu sebenarnya supaya jangan terlalu membebani APBN," demikian Darmin Nasution.
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan mencatat hingga akhir April 2017 total utang pemerintah pusat mencapai Rp 3.667,41 triliun, atau naik sekitar Rp17 triliun, dibanding porsi utang di Maret 2017 senilai Rp3.649,75 triliun.
Pewarta: Satyagraha
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017