"Organda Bali tentu sangat siap terutama untuk kendaraan layak jalan. Jadi seluruh perusahaan yang tergabung menjadi anggota Organda sudah mempersiapkan semuanya," kata Ketua DPD Organda Bali Ketut Eddy Dharma Putra ketika menghadiri sosialisasi kenaikan santunan Jasa Raharja di Denpasar, Selasa.
Menurut Eddy, ratusan angkutan umum tersebut disediakan oleh 15 perusahaan angkutan darat di Bali yakni angkutan untuk Antarkota antarprovinsi (Akap) sekitar 139 unit plus cadangan sebanyak 11 unit, antarjemput antarprovinsi (Ajap) sebanyak 76 unit, Angkutan kota dalam provinsi (AKDP) dan didukung angkutan pariwisata apabila terjadi lonjakan yang signifikan sebanyak 30 unit.
Penyiapan armada tersebut lebih tinggi sekitar lima persen dibandingkan angkutan mudik tahun 2016.
Terkait besaran tarif, Eddy menjelaskan tarif dibagi menjadi dua yakni tarif ekonomi yang ditetapkan pemerintah dan tarif nonekonomi yang ditentukan oleh perusahaan angkutan.
Dia mengungkapkan pemerintah masih membahas besar tarif angkutan kelas ekonomi sedangkan besaran tarif nonekonomi tersebut disesuaikan dengan fasilitas yang diberikan.
"Fasilitas yang diberikan tentunya berbeda-beda, jadi kalau lebih bagus fasilitas dan kenyamanannya tentu harganya juga lebih mahal," ujarnya.
Sebagian besar kota-kota yang dituju untuk jalur mudik dari Bali adalah kota di Jawa Timur seperti Banyuwangi, Surabaya, Tulung Agung, Blitar, Jember dan kota lainnya.
Ia mengimbau anggota Organda Bali untuk tetap memperhatikan keamanan angkutan atau kelaikan armada berikut kelengkapan dokumen kendaraan.
Selain itu stamina kru armada juga menjadi salah satu perhatian penting dalam pelayanan angkutan mudik Lebaran.
Organda juga mengimbau masyarakat untuk membeli tiket angkutan di perusahaan resmi untuk menghindari permainan harga dari para calo atau oknum tidak bertanggungjawab.
Pewarta: Dewa Wiguna dan Rhismawati
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017