Brussels (ANTARA News) - Burger King bermasalah dengan Kerajaan Belgia gara-gara iklan promosi yang meminta warga Belgia mengikuti pemungutan suara daring untuk "memahkotai" Burger King sebagai penguasa sejati negara tempat merek Amerika Serikat akan diluncurkan bulan depan itu.
Perwakilan Raja Belgia Philippe pada Senin (29/5) meminta unit lokal Burger King, yang dimiliki oleh Restaurant Brands International, untuk menjelaskan maksud iklan tersebut.
"Kami katakan kepada mereka bahwa kami tidak senang dengan penggunaan citra raja dalam kampanye mereka," kata juru bicara istana Pierre-Emmanuel De Bauw kepada kantor berita Reuters.
Dia menambahkan citra raja yang dimunculkan dalam bentuk kartun tersebut tidak dapat digunakan untuk kepentingan komersial.
Shana Van den Broeck, juru bicara Burger Brands Belgium, mengatakan perusahaan sedang mempertimbangkan apakah akan mengubah iklan itu.
"Kami sedang mempertimbangkan bagaimana melanjutkannya," kata dia. "Jika kami membuat perubahan kampanye, kami akan mengkomunikasikannya," kata dia.
Iklan animasi itu, yang menyebut Raja Philippe nobatkan pada 2013, mengumumkan peluncuran merek Burger King di Belgia bulan ini dan bertanya: "Dua Raja. Satu mahkota. Siapa yang akan memerintah? Berikan suara sekarang..."
Siapa pun yang memilih raja berusia 57 tahun itu, kemudian menghadapi serangkaian pertanyaan seperti: "Anda yakin ... ? Dia tidak akan memasak kentang goreng untuk Anda."
Jajak pendapat lucu-lucuan itu mungkin telah menyentuh bagian sensitif di Brussels. Tahun 1950, warga Belgia melaksanakan referendum mengenai usul untuk menghapus kerajaan pada masa pemerintahan kakek Raja Philippe, Leopold III, selama pendudukan Nazi. Leopold terpaksa turun takhta untuk anaknya, paman Philippe, demikian menurut warta kantor berita Reuters.
Penerjemah: Try Reza Essra
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017