Medan (ANTARA News) - Empat orang yang menjadi korban serpihan peluru pistol jenis FN Kaliber 32 milik Sertu Kodek, anggota Datasemen Intel Kodam I Iskandar Muda, di Bandara Polonia Medan, Sumatera Utara, sekitar pukul 11.30 WIB Jumat, pada sore harinya meninggalkan Rumah Sakit (RS) St. Elisabeth Medan. "Mereka tidak mengalami luka serius, dan setelah diobati sudah keluar dari rumah sakit dibawa oleh petugas kepolisian yang membawa mereka ke sini," kata dokter jaga rumah sakit itu, dr. Boy Sihite, kepada wartawan, Jumat. Empat korban calon penumpang Batavia Air dengan tujuan Kalimantan itu masing-masing bernama Hasanuddin (39), Usman (42), R. Bayu Prayitno (25) dan M Aliman (33). Hasanuddin mengalami luka tembak di pinggang kiri, Usman luka di bagian leher kiri, sedangkan R. Bayu dan M. Aliman masing masing luka di bagian paha kiri bagian belakang dan lengan kiri bagian atas. "Kami tidak tahu dibawa kemana korban, yang pasti mereka sudah keluar dari rumah sakit ini sekitar pukul 13.40 WIB setelah masuk sekitar 11.51 WIB," katanya. Empat korban itu dikabarkan dibawa petugas kepolisian ke RS Brimob di Jalan Wahid Hasim Medan untuk perawatan lanjutan, serta untuk dimintai keterangan mengenai kejadian naas itu. Saksi mata di Bandara Polonia, Hisar Hasibuan, menyebutkan bahwa letusan pistol yang menyebabkan kepanikan para calon penumpang dan petugas Bandara Polonia Medan itu terdengar hanya satu kali saja. Pemilik pistol, Sertu Kodek, yang akan berangkat ke Banda Aceh menggunakan pesawat Garuda Indonesia menyerahkan senjatanya kepada Briptu Budi Sudarmono, anggota Poltabes Medan, yang bertugas di Polonia Medan. Usai mengeluarkan peluru, Briptu Budi diduga mengetes isi pistol dengan cara menarik pelatuk dan menembakannya ke lantai. Tidak diduga, pistol itu masih berpeluru, sehingga meletus dan serpihannya mengenai empat calon penumpang Batavia Air yang lokasi pelaporan keberangkatannya berdekatan dengan Garuda Indonesia. Sementara itu, Sertu Kodek dan Briptu Budi Sudarmono sudah dibawa petugas ke Mapoltabes Medan dan Kodam I/BB untuk dimintai keterangannya. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007