Cilegon (ANTARA News) - Alat pencatat gempa (seismograf) Gunung Anak Krakatau (GAK) tidak berfungsi sejak 9 Mei 2007, sehingga laporan aktivitas fisik GAK terganggu di Pos Pemantauan Pasauran Anyer, Kabupaten Serang, Banten. Kerusakan seismograf tersebut terjadi pada komponen alat jarum galva yang berfungsi mencatat aktivitas GAK. Jarum yang berisi tinta tersebut seharusnya bergerak mencatat gempa di kertas yang tergulung di alat tersebut, kata Petugas Pemantau GAK Anyer, Sikin, di Anyer, Banten, Jumat. "Komponen jarum galva yang rusak sudah dibawa ke Bandung untuk perbaiki, namun komponen jarum yang baru belum juga datang hingga saat ini, sehingga seismograf belum bisa berfungsi," kata Sikin kepada ANTARA News. Menurut dia, selama alat seismograf tidak bisa berfungsi, maka Pos Pemantauan GAK di Anyer hanya mengandalkan pengawasan secara kasat mata (visual) terhadap aktivitas GAK yang berjarak sekitar 40 mil (sekira 72 kilometer) dari pos pemantauan tersebut. GAK setinggi sekira 280 meter dari permukaan laut (mdpl). Dikatakan Sikin, pos pemantau melaporkan segala kegiatan yang terjadi di GAK sebanyak dua kali dalam sehari kepada Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (DVMBG) Bandung, yakni pada pukul 08.00 WIB dan 14.00 WIB. Namun demikian, ia mengemukakan, selama alat seismograf mengalami kerusakan di Pos Pemantauan Anyer, maka DVMBG Bandung hanya mengandalkan laporan segala aktifitas fisik atau gempa GAK dari Pos Pemantauan Kalianda, Lampung. Selain itu, Sikin mengatakan, alat pemantau aktivitas GAK baik secara visual maupun fisik (gempa) yang berteknologikan komputerisasi dan dilengkapi kamera pengintai dari Jerman pun mengalami kerusakan. Data seismograf di Pos Pemantauan GAK Anyer tersebut model P8-2 nomor seri 200 buatan Amerika Serikat (AS) pada 1987. Sementara itu, berdasarkan laporan bulanan, DVMBG Bandung menjelaskan status GAK selama Bulan April 2007 masih dalam tingkat waspada (level II), status tersebut berubah sejak tahun 2005 lalu. Aktifitas GAK Tercatat selama April 2007 terjadi gempa Tektonik lokal sebanyak sembilan kali, Teknonik jauh empat kali, gempa Vulkanik A (dalam) sebanyak 108 kali, gempa Vulkanik B (dangkal) mencapai 131 kali, sedangkan terjadi hujan sebanyak 39 kali dengan intensitas rendah hingga ringan dan suhu mencapai 25 - 31 derajat Celsius. (*)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007