"Kami terpaksa melakukan pendonor pengganti dari keluarga pasien karena pendonor suka rela beralasan menjalankan ibadah puasa Ramadhan," kata Pelaksana Harian UTD-PMI Kabupaten Lebak, Ade saat dihubungi di Lebak, Senin.
Saat ini, persediaan darah hanya mencukupi untuk kebutuhan satu pekan kedepan.
Namun, beruntung permintaan pasien RSUD Adjidarmo dan Rumah Sakit Misi tidak begitu tinggi.
Stok darah yang ada di UTD-PMI Rangkasbitung sekitar 240 kantung dengan isi 250 CC.
Pada bulan normal, kata dia, persediaan darah sepekan bisa mencapai 700-800 kantung.
Kebanyakan pedonor suka rela itu dari wilayah Tangerang Selatan karena menjalin kerja sama dengan sejumlah gereja di daerah itu.
Mereka para jemaah gereja dilakukan pengambilan darah pada setiap akhir pekan.
"Kami sangat terbantu persediaan darah itu dari pendonor dari Tangerang Selatan," katanya.
Menurut dia, menipisnya stok darah tersebut tentu berdampak terhadap pengobatan pasien rumah sakit.
Sebagian besar permintaan darah adalah pasien RSUD Adjidarmo dan Rumah Sakit Misi Rangkasbitung.
Untuk memenuhi kebutuhan darah dilakukan pengganti pendonor dari keluarga pasien.
Selama ini, pendonor pengganti keluarga itu bisa menangani kekurangan darah tersebut.
"Kami minta masyarakat, pelajar, mahasiswa dan instansi pemerintah mau menjadi pendonor suka rela untuk memenuhi kebutuhan darah," katanya.
Sementara itu, Maman (40), seorang keluarga pasien RSUD Adjidarmo Rangkasbitung mengaku dirinya terpaksa anggota keluarga menjadi pendonor pengganti pasien karena persediaan darah menipis.
Sebelumnya, ia panik setelah stok darah menipis, namun tertolong dari pendonor pengganti keluarga.
"Kami merasa lega setelah dilakukan pengganti pendonor dari anggota keluarga dan mencukupi empat kantung darah untuk pengobatan orangtuanya," katanya.
Pewarta: Mansyur
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017